Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Marissa Haque (54) tetap mencintai adiknya Soraya Haque dan pada prinsipnya tidak menghujat adiknya tersebut.

"Jika Aya (Red.: nama panggilan Soraya Haque) pilih Ahok yang ndak apa, itu pertimbangan pribadi masing-masing. Tapi masalahan keimaman Islam, Aya memang tidak tertib sholat 5 waktunya," papar Marissa khusus kepada Tribunnews.com pagi ini (15/5/2017).

Menurutnya, jarang sekali dia melihat Aya membaca AlQuran.

"Kami tidak semua pernah lihat dia baca Quran. Itu faktanya. Jadi sama sekali tidak menghujatnya. Kami cinta dia kok sebagai adik sendiri."

Selain itu Al maidah 51 itu, tekan Marissa, menjadi doktrin nya, "Yang mana Ahok terperosok di sana. Saya sendiri menilai musuh pak Ahok terbesar adalah dirinya sendiri. Bukan Buni Yani atau para ulama Islam. Jadi di mana menghujatnya?"

Menanggapi media para Ahokers, "Saya sudah tidak peduli dengan kejahatan media para Ahokers. Kehidupan keluarga saya bahagia dan tenang. Biarkan sepuasnya mereka lakukan bully," tekannya lagi.

Masalah akidah bukan untuk diperdebatkan.

"Keluarga saya 50 persen Katolik. Baik yang Indonesia maupun yang Belanda dan Perancis. Yang Atheis bule-bule sepupuku banyak di Belanda dan mengakui pilihan keimanannya. Tidak setengah-setengah. Jadi semua harus jelas. Mau jadi Islam, Katolik atau Atheis."

Menurutnya lagi, "Soraya tidak jelas. Jadi kalau ada yang bertanya kok kakak adik beda pilihan, maka jawaban saya adalah Akidah Iman."

Jika kita Islam dan menjalankan ritual sehari-hari maka ketika Ahok terpeleset dengan kitab suci kami, mestinya sudah tidak boleh terpesona."

"Jadi prinsipnya tidak ada menghujat adik sendiri. Yang ada adalah Soraya memang jarang sholat dan jarang/tidak pernah lagi saya lihat mengaji sehingga tidak faham Al maidah 51," tambah Marissa lagi.