TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah layar monitor komputer di lingkungan Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/5/2017), dalam kondisi gelap dan dimatikan. Ada pun beberapa layar monitor komputer yang hidup telah diputuskan jaringan internetnya.

Beberapa anggota Polri, PNS dan staf, terlihat hanya duduk dan melaksanakan pekerjaan secara manual, seperti terlihat di lingkungan Divisi Humas Polri pada Senin (15/5) siang.

Menurut seorang staf yang enggan disebutkan namanya, sebagian besar komputer dengan sistem operasi Windows di lingkungan Divisi Humas Polri telah dimatikan jaringan internetnya sejak Sabtu (13/5/2017) sore, menyusul adanya serangan program jahat Ransomware WannaCrypt atau dikenal WannaCry.

"Ada beberapa komputer yang hidup, tapi sudah dimatikan jaringan internetnya. Itu ada tanda seru jaringan internetnya eggak ada. Kalau cuma pekerjaan editing yang tanpa internet, komputer masih bisa digunakan," ujarnya.

"Seluruh kabel LAN yang OS-nya Windows dan pemancar Wi-fi sudah diputuskan koneksinya dari hari Sabtu," sambungnya.

Sementara itu, ada pula beberapa anggota yang dibekali perangkat kerja komputer dengan sistem operasi Linux dan iMac terlihat tetap bekerja seperti biasa.

"Saya pakai komputer Apple, tapi saya juga khawatir kena virus Ransomware itu. Jadi, terhambat juga tugas saya," ujar seorang PNS Polri.

Diberitakan, serangan virus jahat WannaCry tenah mewabah sistem komputer di lebih 150 negara.

Di Indonesia, RS Dharmais dan RS Harapan Kita telah mendapat serangan virus komputer mematikan tersebut. Akibatnya, sistem komputer di dua rumah sakit tersebut terkunci oleh program jahat WannaCry tersebut hinga tidak dapat diakses hingga berdampak pada pelayanan pasien.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), mlalui portal, twitter hingga SMS provider, juga telah menyebarkan informasi untuk mencegah penyebaran WannaCry, di antaranya dengan memutuskan kabel LAN dan router LAN hingga mem-back up data komputer ke perangkat lain.