Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hal Konyol Ini Bikin Keponakan Koruptor Diciduk Polisi

Demi mendinginkan suasana keluarga besarnya, Miko Panji Tirtayasa melakukan hal konyol ini hingga ia diciduk polisi dan diduga kuat terlibat siram air

zoom-in Hal Konyol Ini Bikin Keponakan Koruptor Diciduk Polisi
(IST/KOLASE TRIBUNWOW)
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan saat menjenguk penyidik KPK Novel Baswedan di Rumah Sakit Mitra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017). Insert kanan luka akibat air keras di wajah Novel. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi mendinginkan suasana keluarga besarnya, Miko Panji Tirtayasa melakukan hal konyol ini hingga ia diciduk polisi dan diduga kuat terlibat siram air keras ke Novel Baswedan.

Mengutip Tribunnews.com, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, Miko dengan latar belakang masalah dengan penyidik KPK Novel Baswedan, masuk dalam bagian kelompok yang berpotensi melakukan penyiraman air keras.

Dugaan ini berdasarkan penyelidikan sementara, termasuk dugaan motif sakit hati sebagaimana pengakuan Miko dalam video yang dibuat dan diviralkannya.

"Jadi, kami melihat bahwa dari sudut pandang kasus penyiraman, bahwa ini kelompok yang potensial untuk menyerang."

"Di samping itu, kami tentunya mengklarifikasi keterangan yang bersangkutan di media sosial, dan itu juga kami sudah berkoordinasi dengan Ketua KPK," ujar Tito Karnavian di PTIK, Jakarta, Kamis (18/5/2017) malam.

Novel Baswedan
Novel Baswedan (ISTIMEWA)

Tito menceritakan, diamankannya Miko adalah hasil penyelidikan secara deduktif yang merujuk pada motif pelaku menyerang korban, di antaranya dengan melakukan pencarian data atau informasi kasus-kasus yang pernah ditangani Novel.

Dan pada beberapa waktu lalu beredar video berisi seorang pria mengaku bernama Miko Panji Tirtayasa, keponakan Muhtar Ependy.

Berita Rekomendasi

Di video tersebut, Miko mengaku terpaksa memberikan keterangan bohong di proses penyidikan KPK dan persidangan kasus suap Akil Mochtar, karena ancaman Novel Baswedan dkk, dan dibayar dengan transfer dana dari pihak KPK dan pihak lain.

Ia juga mengaku kesaksiannya soal penyerahan uang telah membuat Akil Mochtar dan pamannya, Muhtar Ependy, divonis bersalah dan dihukum pidana penjara.

Kini, Miko menjalani pemeriksaan di Ditkrimum Mapolda Metro Jaya.

Ia dicecar pertanyaan tentang pengakuannya di video yang dibuatnya pada 1 April 2016 itu, termasuk dikroscek soal transfer dana.

Dalam salah satu jawabannya terkait hal 'konyol' yang dilakukan tersebut, Miko mengaku membuat dan memviralkan video berisi pengakuan tersebut untuk mengklarifikasi kesaksiannya di pengadilan, yang diharapkan bisa mendinginkan hubungan keluarga besarnya yang terlanjut tercerai-bercerai pasca-memberikan kesaksian.

Novel Baswedan
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan saat menjenguk penyidik KPK Novel Baswedan di Rumah Sakit Mitra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017). Insert kanan luka akibat air keras di wajah Novel.

"Dia ingin menetralisir situasi di keluarganya yang terjadi perpecahan setelah dia memberikan kesaksian, terutama dengan pamannya yang bernama Muhtar Ependy yang sudah divonis hakim, yang saat itu kasusnya ditangani oleh timnya Novel Baswedan," jelas Tito.

Keponakan koruptor

Tim Polda Metro Jaya menangkap Miko Panji Tirtayasa atas dugaan keterlibatan penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Miko merupakan keponakan tersangka suap di MK, Muhtar Ependy, yang pernah diperiksa Novel sebagai saksi.

"Sudah (diamankan), Saudara Miko ini begitu videonya viral di medsos, saya juga kontak dengan Pak Ketua KPK. Dan Ketua KPK juga meminta untuk sama-sama Polri dan KPK melakukan pencarian," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di PTIK, Jakarta, Kamis (18/5/2017) malam.

"Dari Polri, kemudian berhasil mengamankan saudara Miko ini dan sudah dilakukan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap yang bersangkutan."

"Mengenai isinya saya kira bisa disampaikan oleh Kadiv Humas atau Kabid Humas Polda Metro secara detailnya nanti," sambungnya.

Pada beberapa waktu lalu beredar video seorang pria mengaku Miko Panji Tirtayasa selaku keponakan Muhtar Ependy.

Ia mengaku terpaksa memberikan keterangan bohong di proses penyidikan KPK dan persidangan kasus suap Akil Mochtar, karena ancaman Novel Baswedan dkk, dan dibayar dengan transfer dana dari pihak KPK.

"Dia (Miko) sudah diperiksa, sudah diamankan dan sudah dicek semua apa yang dia sebutkan itu dicek bukti-buktinya."

"Kalau dia mengatakan ada tekanan atau ada keterangan palsu sudah dicek juga saksi-saksi, kemudian dokumen-dokumen, transfer bank juga segala macam."

"Hal ini juga kami akan sampaikan dan besok dari Dirkrimum Polda akan menyampaikan paparan kepada ketua KPK, mengenai hasil temuan ini," jelas Tito.

Berawal dari antar kardus 'ikan asin'

Dikutip dari Kontan.co.id  jauh sebelum kasus ini, sopir sekaligus asisten pribadi Muhtar Ependy, Miko Panji Tirtayasa pernah mengantarkan dua kardus berisi uang pecahan seratus ribu ke rumah dinas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, yang bertempat di Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan. Awalnya, dua kardus tersebut diketahui Miko sebagai paket ikan asin.

"Saya disuruh anterin paket ikan asin. Bulan puasa waktu itu. Saya berdua dengan Pak Muhtar," kata Miko dalam persidangan dengan terdakwa Akil di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Senin (7/4/2014).

Lebih lanjut, menurut Miko, setelah tiba di rumah Akil, ia kemudian menurunkan dua kardus tersebut yang dibantu oleh sopir akil, Ade Daryono.

Saat itulah, Miko mengetahui bahwa isi dua kardus tersebut bukanlah ikan asin seperti yang telah dikatakan bosnya.

"Kita lihat itu uang. Itu kan dilakban coklat. Rupiah pecahan seratus," imbuh dia.Namun, tak terlihat sama sekali batang hidung Akil Mochtar saat dua kardus tersebut diturunkan.

Kardus tersebut pun selanjutnya dibawa masuk ke dalam rumah Akil melalui pintu garasi.

Miko menceritakan, sebelum uang tersebut dibawa ke rumah Akil, bosnya sempat dua kali bertemu dengan seseorang di bilangan Kepala Gading, Jakarta.

Seseorang tersebut pun belakangan diketahui yaitu Bupati Empat Lawang, Budi Antoni.

Dalam pertemuan kedua, Miko mengaku sempat mendengar obrolan  Budi yang mengaku kalah suara dalam Pilkada Empat Lawang kepada Muhtar.

Setelah pertemuan kedua, Miko mengantarkan Muhtar ke Bank BPD Kalimantan Barat dan membawa pulang dua kardus.

Miko kemudian melanjutkan bahwa kardus-kardus itulah yang kemudian disebut Muhtar sebagai paket ikan asin yang kemudian diantarkan ke rumah dinas Akil.  (Tribunnews.com/Abdul Qodir/Kontan.co.id/Adinda Ade Mustam)
 

 

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas