IPW: Kekerasan Masih Bercokol di Sistem Pendidikan Kepolisian
IPW juga mendesak agar pelaku segera ditahan dan dipecat dari taruna Akpol meskipun pelaku adalah anak seorang jenderal
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyoroti peristiwa tewasnya taruna Akademi Polisi (Akpol) tingkat dua, Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam, Indonesia Police Watch (IPW) meminta Polri harus segera mengungkapkan secara transparan kasus tersebut.
Selain itu, IPW juga mendesak agar pelaku segera ditahan dan dipecat dari taruna Akpol meskipun pelaku adalah anak seorang jenderal atau bahkan petinggi Polri.
"IPW sangat menyesalkan kasus kematian Brigdatar Mohammad Adam yang diduga akibat penganiayaan sesama taruna. Kasus ini menyisakan misteri panjang sekaligus menunjukkan bahwa kekerasan masih menjadi bagian terselubung dalam sistem pendidikan di kepolisian," ucap Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, Jumat (19/5/2017).
Neta melanjutkan kasus kematian Mohammad Adam bisa dikatakan sebagai teori gunung es, dimana kekerasan masih cukup kental bercokol di sistem pendidikan kepolisian.
Selama ini diungkapkan Neta, IPW kerap mendapat laporan tentang adanya taruna yang melarikan diri atau kasus dugaan pelecehan seks. Namun setiap kali dipersoalkan IPW pejabat berwenang selalu membantahnya.
Sementara korban dan keluarga korban selalu tutup mulut karena khawatir dikeluarkan dari Akpol, jika buka mulut. Bahkan ada taruna yang sudah tidak kuat untuk menjalani pendidikan di Akpol, keluarganya tetap memaksa bertahan.
"Memang jumlah kasus kasus seperti itu tidak signifikan jumlahnya tapi tetap mengganggu profesionalisme pendidikan di Akpol," terang Neta.
Dengan adanya kasus kematian Mohammad Adam, menurut Neta sudah saatnya Polri dan Akpol membuka diri dan transparan apa sesungguhnya yang terjadi di lingkungan Akpol.
Para mantan Gubernur Akpol juga harus mau bicara jujur ke internal Polri tentang apa yang pernah terjadi di lingkungan Akpol, terutama yang menyangkut sikap prilaku para taruna, terutama lagi yang menyangkut sebagian anak anak jenderal, sehingga bisa dilakukan pembenahan dan kasus kekerasan, agar kasus sepura tidak terulang.
"Tewasnya Adam tentu akan berdampak pada sistem pendidikan Polri yang anti kekerasan, yang bertujuan melahirkan polisi sipil, modern, profesional, proporsional dan tidak represif. Sebab itu, semua yang terlibat dalam kasus kematian Adam harus diusut secara transparan dan segera dipecat dari Akpol, meskipun yang bersangkutan adalah anaak seorang jenderal mauppun petinggi kepolisian," beber Neta.
Neta menambahkan terkait penyelidikan kasus ini, Polda Jateng sendiri telah memeriksa 21 orang saksi di kasus ini. Dalam kasus ini, hukum harus ditegakkan dan pola pembinaan di Akpol perlu dikontrol dengan ketat serta anak jenderal jangan diberi keistimewaan.
Tujuannya agar pendidikan di Akpol benar tanpa kekerasan tanpa pelecehan dan benar-benar menghargai Hak Asasi Manusia sehingga Akpol bisa melahirkan kader polisi sipil, modern, profesional dan anti kekerasan