Adhyaksa Dault Jelaskan Khilafah yang Dia Maksud
Saat diwawancara wartawan dari media HTI, ia mengaku mendukung konsep kekhalifahan.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adhyaksa Dault, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Pramuka, menolak disebut sebagai anti Pancasila, hanya karena setuju dengan konsep khilafah, atau kepemimpinan umum sesuai ajaran Pancasila.
Saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (23/5/2017), ia menegaskan, bahwa khilafah yang ia maksud adalah persatuan umat Islam, bukan sistem ketatanegraan seperti yang diusung oleh kelompok Islamiq State of Iraq and Syria (ISIS).
"Bukan seperti ISIS, tapi khilafah persatuan umat. Umat Islam di dunia harus bersatu, sama seperti umat katolik bersatu dibawah Vatikan," ujarnya.
Adhyaksa Dault pun mengaku tidak setuju dengan konsep khilafah seperti yang diusung ISIS, yang jika diterapkan di Indonesia, maka Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, mau tidak mau harus diganti.
Anggota kehormatan Wanadri itu mengaku akan berada paling depan, untuk menentang upaya tersebut.
"Saya menentang, saya tidak setuju. Kakek saya pejuang, adik kakek saya meninggal karena berjuang, saya anggota Wanadri, saya mantan ketua umum KNPI, masa saya anti Pancasila," katanya.
ke-Pancasila-an Adhyaksa Dault dipertanyakan, setelah videonya yang diwawancara oleh wartawan saat berada di acara Hibut Tahrir Indonesia (HTI), viral di dunia maya.
Saat diwawancara wartawan dari media HTI, ia mengaku mendukung konsep kekhalifahan.
HTI sendiri sudah diumumkan oleh pemerintah akan dibubarkan.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhuka), Wiranto, yang mengumumkan rencana pembubaran itu, menyebut keberadaan HTI antara lain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pemerintah juga mempermasalahkan konsep khilafah yang diusung HTI.
Adhyaksa Dault mengaku datang ke acara HTI pada 2013 lalu yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, atas undangan organisasi tersebut.
Ia mengaku percaya, dirinya diundang karena dianggap salah satu tokoh yang kental keIslamannya.
"Saya datang karena diundang, banyak tokoh lain yang juga sempat diundang HTI, pak Wiranto juga pernah diundang ke acara HTI," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.