Eti Menangis Saat Polisi Jelaskan Anaknya Pelaku Bom Bunuh Diri
Eti Nurhasanah (60) orangtua terduga pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu Jakarta, Ahmad Sukri (32) menangis.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, CIPONGKOR - Eti Nurhasanah (60) orangtua terduga pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu Jakarta, Ahmad Sukri (32) menangis.
Ia sempat pingsan saat hendak dijemput Intelkam dan Kapolsek Sindangkerta beserta Tim Densus 88 Mabes Polri di kediamannya di Kampung Ciranji/Rawatampele RT 04/05, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (25/5/2017) sekitar pukul 03.00 dini hari.
Ketua RT 04 Zaenal Muttaqin membenarkan kedatangan tim kepolisian tersebut demi memastikan dan menjemput orang tua terduga pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu, Ahmad Sukri.
Menurutnya anggota kepolisian yang berjumlah sekitar 15 orang tersebut, sebelumnya datang pada pukul 03.00 dini hari ke rumah RT dan meminta izin untuk menjemput orang tua Ahmad.
"Iya mereka (Polisi) datang jam tiga subuh ke rumah saya meminta izin. Katanya mau menjemput bu Eti," ujar Zaenal di lokasi.
Zaenal menuturkan Eti sempat menangis meraung-raung saat pihak kepolisian menyampaikan maksud kedatangannya datang ke rumahnya.
Bahkan menurut Zaenal, Eti pun sempat pingsan beberapa saat setelah mendengar informasi dari pihak kepolisian.
"Ibunya sempat pingsan saat mendengar kabar itu (kematian) dari pihak polisi. Mungkin karena kaget, karena sebelumnya juga nangis pas dikasih tahu polisi," katanya.
Pengembangan terduga pelaku bom bunuh diri (terorisme) di Kampung Melayu Jakarta tim gabungan Densus 88 Mabes Polri, Polres Cimahi dan Polsek Sindangkerta demi memastikan bahwa terduga pelaku Ahmad Sukri benar merupakan warga Kampung Ciranji RT 04/05 Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor KBB mendatangi lokasi.
"Iya (pelaku) memang tinggal di sini, tapi sudah lama pindah rumah sekitar lima bulan lalu. Kata pihak keluarga pindah ke Garut buat usaha. Jadi rumahnya sudah kosong hanya ada beberapa perabotan saja," tutur ketua RT.
Selain itu Zaenal menuturkan pihak kepolisian juga bermaksud menjemput Eti untuk (pengembangan) menunjukan tempat tinggal Ahmad di Garut.
Menurut keterangan ibu terduga, kata Zaenal pelaku sudah selama 3 bulan terakhir tinggal di rumah kontrakan di wilayah Garut berikut Istri dan dua orang anaknya. Lokasi kontrakannya berdekatan dengan rumah kontrakan adiknya bernama Iis (22).
"Katanya pindah usaha di Garut bekerja sebagai penjahit pakaian, namanya juga usaha. Dulu juga sering bulak-balik ke sini," ujarnya.
Dikatakan Zaenal, pihak kepolisian juga sempat menggeledah rumah pelaku, namun Zaenal tidak tahu persis apakah pihak kepolisian mengamankan barang bukti atau tidak. "Saya enggak tahu apa saja yang diambil dari rumahnya," kataya.
Lebih lanjut Zaenal menjelaskan Ahmad merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Eti Nurhasanah (60) dan Abdul Latif (almarhum). Ahmad tinggal berdekatan dengan rumah sang ibu dan sang nenek yang berada tepat di samping kanan dan di depan rumahnya di Kampung Ciranji.
Dari pantauan Tribun di rumah pelaku, bangunan permanen berukuran sekitar 5x10 meter tersebut tampak kosong karena sudah ditinggalkan sekitar 5 bulan lalu oleh pemiliknya.
Hanya ada sejumlah perabot rumah tangga, seperti sofa di ruang tengah, kasur tanpa bed cover di bagian kamar depan, serta puluhan koleksi buku milik pelaku di kamar bagian belakang serta perabot rumah tangga seperti kompor gas di dapur.
Selain terdapat puluhan koleksi buku yang sebagain besar bertemakan agama, juga terdapat tempelan kertas HVS bertuliskan ayat-ayat al quran beserta terjemahannya hasil tulis tangan yang ditempel di dinding ruang tengah.
Jelang siang kemarin pihak kepolisian Polres Cimahi dibantu pihak Polsek Sindangkerta memasang garis polisi di rumah terduga Ahmad demi mengamankan lokasi.
Tetangga terduga pelaku bom bunuh diri, Ahmad Jamaludin (45) menuturkan bahwa terduga pelaku dikenal sangat baik dan santun di lingkungan rumahnya. Selain itu terduga juga sangat rajin beribadah seperti salat berjamaah di masjid bersama warga.
"Selama ini tidak ada yang aneh biasa aja, orangnya baik sekali juga rajin beribadah," katanya.
Ahmad mengaku kaget dan tidak menyangka jika terduga memang benar menjadi salah satu pelaku bom bunuh diri. Dikatakannya selama ini tidak ada keanehan prilaku yang ditunjukan terduga pelaku.
"Enggak tahu juga soalnya kan sering bulak-balik ke Bandung, jadi istrinya saja saya juga enggak kenal. Tapi setahu saya emang pake cadar," katanya. (mud)