Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolres Solok Dicopot karena Tak Tegas Hadapi Kelompok Pelaku Persekusi

Tito Karnavian mencopot AKBP Susmelawati Rosya, dari jabatan Kapolres Solok menyusul adanya kelompok ormas melakukan tindakan persekusi

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
zoom-in Kapolres Solok Dicopot karena Tak Tegas Hadapi Kelompok Pelaku Persekusi
KOMPAS.com/Kristian Erdianto
Fiera Lovita, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok, Sumatera Barat, saat memberikan keterangan pers di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017). Fiera menceritakan tindakan teror dan intimidasi oleh ormas tertentu yang menuduh Fiera menghina tokoh mereka melalui status di Facebooknya. 

Berita Ini Telah Mengalami Ralat dari Judul sebelumnya, "Kapolres Solok karena Tak Tegas Hadapi Kelompok Pelaku Persekusi"

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kepolisan Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mencopot AKBP Susmelawati Rosya, dari jabatan Kapolres Solok menyusul adanya kelompok ormas melakukan tindakan persekusi terhadap dokter RSUD Solok, Fiera Lovita.

Tito menilai sang kapolres tidak tegas dan takut dalam menghadapi para pelaku persekusi. Padahal, persekusi yang merupakan pemburuan disertai penculikan dan pengancaman terhadap seseorang adalah pidana.

"Pak Kapolri menilai ada kekurangtegasan kapolres, makanya diganti," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6/2017).

Setyo menjelaskan, Tito dalam beberapa kesempatan maupun instruksi formal sering memerintahkan para kapolda, kapolres dan kapolsek agar tegas dan berani menghadapi kelompok ormas yang main hakim tindakan sendiri, termasuk persekusi.

Oleh karena itu, pencopotan jabatan menjadi sebuah konsekuensi jika masih ada kepala satuan wilayah yang tidak melaksanakannya.

Kekesalan Kapolri terhadap Kapolres Solok juga dikarenakan ada penilaian yang salah. Sebab, sang kapolres menilai masalah persekusi yang menimpa dokter Fiera Lovita sudah selesai pasca-adanya surat pernyataan. Padahal, hal itu justru menjadi potensi pembenaran terjadinya persekusi di daerah lain.

Berita Rekomendasi

"Kekurangtegasannya (Kapolres Solok) karena dia menganggap bahwa setelah ada bikin pernyataan (mediasi) dianggap selesai. Itu yang bapak Kapolri tidak berkenan. menganggap maslaah ini ditangani tidak tuntas. Karena masalah persekusi ini menimbulkan ketakutan dampak yang luar biasa di berbagai daerah," jelas Setyo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas