Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter yang Jadi Korban Persekusi di Solok Sudah Dapat Pekerjaan Baru di Jakarta?

Dokter Fiera Lovita asal Solok, Sumatera Barat menjadi satu dari korban persekusi.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Dokter yang Jadi Korban Persekusi di Solok Sudah Dapat Pekerjaan Baru di Jakarta?
Repro/KompasTV
Dokter Fiera Lovita (kiri) bersama Kapolres Solok, AKBP Susmelawati Rosya di Mapolres Solok, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - Dokter Fiera Lovita asal Solok, Sumatera Barat menjadi satu dari korban persekusi.

Karena diintimidasi, diancam dan diteror di kota asalnya, Fiera kemudian 'mengungsi' ke Jakarta.

Dokter cantik itu tinggal sementara di ibu kota.

Sementara itu, belakangan beredar kabar bahwa Dokter Fiera akan bertemu Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Menanggapi hal ini, Djarot pun mengaku membuka kesempatan tersebut.

"Saya dapat informasi mereka mau ketemu saya, saya persilakan, nanti ketemu, kami ajak ngobrol di sini," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (5/6/2017) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Dikatakan Djarot, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI terkait pekerjaan Fiera jika nantinya menetap di Jakarta.

Berita Rekomendasi

Tak tanggung-tanggung, Dokter Fiera yang baru saja tinggal di Jakarta akan mendapat pekerjaan baru.

Meski begitu, dikatakan Djarot hal tersebut sesuai kehendak Fiera, sejauh mana ia nyaman tinggal di Jakarta.

"Kalau memang lebih nyaman tinggal di Jakarta, melimpah (pindah) saja ke kita tidak apa-apa. Kita tampung dulu, kita bisa tugaskan di puskemas," ujar Djarot.

Sebagaimana diketahui, Dokter Fiera Lovita mendapat tindak persekusi berupa intimidasi dan ancaman dari sejumlah ormas.

Hal ini bermula dari postingan Fiera di laman Facebook yang dinilai mengolok-olok ulama.

Dipantau Tribunwow.com, tulisan tersebut rupanya sudah dihapus oleh si pemilik akun.

Sementara itu, Fiera bukanlah satu-satunya warga yang mendapat tindak persekusi dari oknum ormas.

Ada juga APM, remaja 15 tahun asal Cipinang, Jakarta Timur.

Ia dipukul dan dihajar sejumlah orang lantaran postingannya di media sosial yang diduga menghina ulama.

Aksi persekusi termasuk dalam tindakan main hakim sendiri.

Pelaku bahkan tak segan-segan menyebar identitas korban beserta postingannya di media sosial.

Lebih dari itu, korban bisa saja dipaksa meminta maaf hingga digiring ke meja hijau.

Hingga saat ini setidaknya ada 59 orang lain yang juga dilabeli sebagai penista agama.

Tak main-main, pengintimidasi pihak-pihak yang diduga menistakan agama tertentu itu bahkan kerap menyalahgunakan akun media sosial untuk menghina ulama.

Dikatakan Koalisi Anti Persekusi, aksi ini kemudian bisa saja mengancam demokrasi yang ada di Indonesia.

Pasalnya, tindakan tersebut mencerminkan tindak beberapa oknum yang mengambil alih peran negara untuk menetapkan seseorang bersalah atau tidak.

"Ini adalah upaya untuk menyebarkan teror supaya kita takut untuk menyampaikan pendapat, berdebat secara damai, dan menyikapi perbedaan secara dewasa," tulis pihak Koalisi Anti Persekusi dalam rilisnya. (Tribunwow.com/Dhika Intan)

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas