Nama Menteri Susi Berkali-kali Disebut Nusron Wahid, Indikasi Bakal Dicalonkan pada Pilgub Jabar?
"Ini masih jauh, masih hijau. Saya menduga masih ada kejutan nama-nama lain yang akan muncul, misal yang mengejutkan figur seperti mbak Susi."
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Poltracking mensurvei elektabilitas dari orang-orang yang berpotensi ikut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2018, dan diketahui Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mendapat perolehan suara tertinggi dengan 42,75 persen. Sementara Dedi Mulyadi, kader Partai Golkar, hanya mendapat 11,25 persen.
Namun menurut Nusron Wahid, ketua pemenangan Indonesia 1 Partai Golkar, yang juga membawahi Jawa Barat, menyebut posisi tersebut masih bisa berubah. Hal itu antara lain karena pencoblosan Pilkada Jawa Barat 2018, baru digelar Juni tahun depan.
"Ini masih jauh, masih hijau. Saya menduga masih ada kejutan nama-nama lain yang akan muncul, misal yang mengejutkan figur seperti mbak Susi, kalau tiba-tiba turun di Jawa Barat, geger ini," ujarnya dalam diskusi di acara pemapran hasil survei Poltracking, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2017).
Susi yang ia maksud adalah Susi Pudjiastuti, warga Pangandaran Jawa Barat yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Susi Pudjiastuti, terkenal antara lain karena gayanya yang nyentrik, dan kebijakannya terkait peledakan kapal asing ilegal.
Menurut Nusron Wahdi, salah satu kendala dari Susi Pudjiastuti adalah kebijakan yang ia keluarkan terkait pelarangan cantrang. Hal itu diprotes oleh nelayan-nelayan tradisional, yang antara lain banyak mendiami wilayah Pantura, Jawa Barat.
"Tinggal gimana nasib cantrang, (kecuali) kalau mbak Susi diturunkan di Pantura dengan tokoh yang pro cantrang," katanya.
Saat ini, Partai Golkar belum memutuskan siapa yang akan mereka usung di Pilkada Jawa Barat. Namun Nusron Wahid memastikan Partai Golkar akan serius menangani Pilkada tersebut, terutama karena April kemarin kandidat yang diusung Partai Golkar di Pilkada DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kandas.
"Kalah itu lemas, tidak ada (istilah) kalah terhormat, itu tulisan di koran saja, kalah itu lemas," katanya.
"Prinsipnya (Golkar) pragmatis, ingin menang atau ikut menang. Kalau tepur mengajukan calon sendiri, harus menang. Kalau nggak ada, ya dukung yang pasti menang," katanya.
Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda, dalam kesempatan yang sama menyindir Nusron Wahid. Dalam pemarapannya itu, Nusron Wahid sampai berkali-kali menyebut nama Susi Pudjiastuti, dan hanya sekali menyebut nama Dedi Mulyadi, bupati Purwakarta yang merupakan kader Parati Golkar.
"(Nama) Dedi cuma sekali disebut, nama Susi berkali-kali," ujarnya sembali tertawa.
Kepada wartawan usai pemaparan, Nusron Wahid menegaskan bahwa Partai Golkar belum memutuskan dukungannya terkait Pilkada Jawa Barat 2018, termasuk untuk mendukung Susi Pudjiatuti.
"Belum ada pembicaraan kalau Golkar, tapi partai lain mungkin ada kejutan," katanya.