Suasana 'Panas' Pilkada Jakarta Akan Terulang di Pilgub Jawa Barat
"Kalau kemarin Pilkada DKI terassa Pilpres, bisa juga (Jawa Barat diperlakukan sama). Jawa Barat strategis, Jawa Barat dinamikanya luar biasa,"
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 akan diikuti lebih dari 30 juta pemilih.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto, menyebut Jawa Barat adalah kantong suara terbanyak untuk Pemilihan Presiden RI 2019.
Dalam diskusi pemaparan hasil survei Poltracking soal elektabilitas kandidat calon Gubernur Jawa Barat 2018, Yandri mengatakan proses demokrasi di Jawa Barat akan berlangsung serius, layaknya Pilkada DKI Jakarta.
"Kalau kemarin Pilkada DKI terassa Pilpres, bisa juga (Jawa Barat diperlakukan sama). Jawa Barat strategis, Jawa Barat dinamikanya luar biasa," kata Yandri di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2017).
Ia mengaku tidak heran jika nanti pola-pola yang digunakan di DKI Jakarta, akan diulangi di Jawa Barat.
Setiap kandidat akan dicari kelemahannya, dan melalui kelemahan itu, lawan politiknya akan berusaha mengambil keuntungan.
"Apakah itu kasat mata, artinya didarat dengan kampanye provokatif, inovatif, yang tidak kalah serunya di media sosial," ujarnya.
Ia juga yakin, isu-isu sektarian akan digunakan di Pilkada Jawa Barat 2018.
Yandri Susanto menyebut salah satunya hal itu sudah menimpa Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta yang juga merupakan kader Partai Golkar.
"Sekarang ini kang Dedi sudah diserang dengan isu Sunda Wiwitannya," tutur Yandri Susanto.
Di Jakarta, peserta yang berstatus petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, akhirnya menyandang status tersangka kasus penistaan agama, saat pencoblosan belum dilakukan.
Setelah kalah dengan perolehan suara hanya sekitar 40 persen, ia divonis bersalah, dan dipenjarakan.
Perang isu di dunia maya pada perhelatan Pilkada DKI Jakarta juga berlangsung begitu masif.
Hal itu dilakukan melalui berbagai cara, termasuk dengan mengunggah berita bohong, yang sampai saat ini belum pernah terungkap pelakunya.
Yandri Susanto mengaku percaya, kesengitan yang terjadi di media sosial terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, akan terulang pada Pilkada Jawa Barat pada 2018 mendatang.