Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PPP: Kebijakan Lima Hari Sekolah Bakal Bikin Gaduh

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menolak rencana kebijakan 5 hari sekolah yang diusulkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
zoom-in PPP: Kebijakan Lima Hari Sekolah Bakal Bikin Gaduh
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
UJIAN SEKOLAH - Siswa kelas VI mengerjakan soal mata pelajaran bahasa Indonesia saat mengikuti Ujian Sekolah/Madrasah Tahun Pelajaran 2016/2017 tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), di SD Negeri Rancamanyar III, Jalan Cilebak, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (15/5/2017). Ujian yang digelar serentak di seluruh Indonesia itu akan berlangsung hingga 17 Mei dengan mengujikan mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menolak rencana kebijakan 5 hari sekolah yang diusulkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi menegaskan kebijakan memaksakan perubahan jam belajar siswa sekolah akan memunculkan kegaduhan baru.

"Kami meminta Mendiknas untuk mengurungkan kebijakan itu. Kebutuhan untuk mereformasi dunia pendidikan kita saat ini bukan mengubah jam belajar siswa," kata Arwani melalui pesan singkat, Minggu (11/6/2017).

Menurut Arwani, reformasi dunia pendidikan yang diperlukan saat ini yakni memastikan semua anak bangsa ini dapat mengenyam pendidikan di sekolah. Lalu memastikan kesejahteraan guru terjamin, serta sarana prasarana sekolah tersedia dengan kualitas memadai.

"Kebijakan perubahan jam sekolah itu dirasa jauh dari rasa keadilan, tidak memahami kearifan lokal serta tidak menghargai sejarah keberadaan lembaga pendidikan di masyarakat yang sudah berkembang dan berlangsung jauh sebelum kemerdekaan," kata Arwani.

Arwani menilai sistem dan proses belajar mengajar saat ini sudah berjalan dengan baik. Selain itu, pengayaan jam pelajaran di luar sekolah melalui kursus, pengajian, Madrasah Diniyyah dan sebagainya juga sudah berjalan dengan baik.

"Jika kebijakan lima hari sekolah dengan menambah durasi diruang kelas ini diterapkan maka ini akan mematikan lembaga pendidikan seperti madrasah Diniyyah," kata Arwani.

Berita Rekomendasi

Arwani mencontohkan Madrasah Diniyyah, sudah terbukti selama ini menjadi pusat pembentukan karakter anak. Tidak hanya pengajaran nilai-nilai agama semata tetapi juga pengamalannya. Bahkan lembaga pendidikan ini menjadi benteng pertahanan Pancasila dan NKRI. DPP PPP memerintahkan Fraksi PPP di DPR untuk menolak kebijakan ini dan meminta menteri untuk mengklarifikasi kebijakan ini secara serius.

"Jika kebijakan ini dipaksakan maka sama saja menganggap semua itu ahistoris," kata Arwani.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menerapkan kebijakan lima hari sekolah dalam sepekan. Pada hari Sabtu dan Ahad akan menjadi hari libur baik bagi murid maupun guru.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, kebijakan ini sudah sesuai dengan standar kerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Sebab, dalam lima hari kerja tersebut, waktu pembelajaran minimum menjadi delapan jam. Sehingga, dalam sepekan para guru akan mengajar selama 40 jam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas