Seruan Menjaga Kebhinnekaan dari Kampung Sawah, Bekasi
“Acara ini dikemas untuk mengajak semua elemen bangsa Indonesia senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan serta Bhinneka Tunnggal Ika."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi situasi bangsa akhir-akhir ini yang penuh dengan isu dan dugaan tindakan mengarah pada perpecahan, warga Kampung Sawah, Bekasi terpanggil menyerukan suara perdamaian guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Masyarakat Kampung Sawah bersama Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) Klasis Jakarta Bagian Timur, Fakultas Teologia Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dan WKPUB (Wadah Komunikasi dan Pelayanan Umat Beragama) menyerukan suara perdamaian dalam kemasan acara budaya bertajuk Gelar Budaya Perdamaian (GBP).
Acara ini diisi dengan pementasan drama musikal mengangkat tema keberagaman Indonesia dan dipentaskan di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pondok Gede, Jatimurni, Bekasi, Sabtu (10/6/2017) sore.
Tema besar acara ini adalah berseru tentang Bhinneka Tunggal Ika. GBP menampilkan acara dengan mengedepankan nilai-nilai budaya, toleransi, kasih dan penghargaan terhadap perbedaan lewat seni dalam rangka memelihara kerukunan dan kesatuan masyarakat Indonesia.
Seni yang ditampilkan antara lain, tari dan nyanyian, permainan kecapi, marawis, angklung, kolintang dan barongsai, yang diisi oleh gabungan warga gereja sekitar serta warga Kampung Sawah.
Berbekal spirit lintas budaya dan lintas iman, acara GBP ini juga melakukan seruan dan doa bersama yang dipimpin pemuka agama dari Kristen, Katolik, Islam, Hindu dan Budha.
“Acara ini dikemas untuk mengajak semua elemen bangsa Indonesia, khususnya undangan yang hadir maupun warga Kampung Sawah untuk senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan serta menjaga Bhinneka Tunggal Ika," sebut Rianda Baskoro, Ketua Majelis GKJ Pondok Gede, dalam keterangan persnya kepada Tribunnews, Minggu (11/6/2017).
Dia menjelaskan, keragaman budaya dan kesenian yang dihadirkan di acara GBP menjadi simbol kreativitas bagi warga Kampung Sawah, sebagai sarana pengingat betapa pentingnya menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan serta menjaga Bhinneka Tunggal Ika.
Acara ini menggambarkan indahnya keberagaman yang dimiliki Indonesia.
Harapannya, kita sebagai elemen bangsa sekuat tenaga saling menopang untuk menjaga kebhinnekaan yang ada sebagai karakter Indonesia sehingga tidak ada lagi konflik antar anak bangsa yang berbau SARA dan sentimen agama.
Hal senada juga diungkapkan Dra Ika Indahyarti, M.Si, Camat Pondok Melati. Dia berpesan, spirit Bhinneka Tunggal Ika yang dituangkan melalui drama musikal ini bisa ditularkan ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Spirit menjaga Bhinneka Tunggal Ika saya harap tidak hanya ada diantara kita sebagai umat beragama di Kampung Sawah ini saja tapi yang hadir di sini bisa menularkan semangat tersebut ke semua lapisan masyarakat Indonesia. Sehingga makin banyak tercipta kawasan-kawasan percontohan kerukunan umat beragama di Indonesia,” ungkapnya.
Acara ditutup dengan doa bersama oleh perwakilan para pemuka agama. Diantaranya Pdt. Samuel Silo Samekto, S.Th, mewakili umat Kristiani; Matius Ngalih mewakili umat Katolik; Sholahudin Malik, mewakili umat Muslim; Liangie, mewakili umat Budha dan Pinandita Pande Nyoman Sudiarsana, mewakili umat Hindu.