Alumni GMNI Rapatkan Barisan Hadapi Kelompok Anti Pancasila
lakukan konsilidasi dan bekerjasama dengan seluruh elemen kebangsaan untuk melawan kelompok yang ingin mengganti ideologi negara tersebut.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (PA GMNI) Jakarta Raya meminta seluruh kader Alumni GMNI, seluruh elemen Nasionalis merapatkan barisan menghadapi gerakan kelompok anti Pancasila yang ingin mengubah ideologi negara.
"Maraknya ujaran kebencian, hilangnya tenggang rasa, pupusnya semangat gotong royong antar anak bangsa hingga Intoleran terhadap perbedaan bukti bahwa kita telah jauh meninggalkan Nilai-nilai Pancasila," " ujar Ketua Persatuan Alumni GMNI Jakarta Raya, Dwi Rio Sambodo.
"Bahkan ada kelompok tertentu yang dengan terang-terangan menyebut Pancasila sebagai Thogut, Membandingkan dengan Khilafah" lanjutnya saat acara Buka Puasa Bersama dan Peringatan Bulan Pancasila Persatuan Alumni GMNI Jakarta Raya dengan tema Pancasila Sebagai Bintang Penuntun Bangsa di Cikini, Jakpus, Sabtu (17/6/2017) lalu.
Rio menegaskan, seluruh kader Alumni GMNI dimana pun berada, khususnya di daerah domisili Jakarta Raya untuk tidak diam, lakukan konsilidasi dan bekerjasama dengan seluruh elemen kebangsaan untuk melawan kelompok yang ingin mengganti ideologi negara tersebut.
Apalagi riak gerakan separatis jangan sampai menodai ibukota Jakarta sebagai barometer nasional."Ancaman begitu nyata, upaya merubah dasar negara artinya upaya untuk menghilangkan sebuah tatanan negara itu sama dengan makar," tegasnya.
"Di era Bung Karno Kaum separatis seperti tersebut tentu disikat habis, contohnya DI/TII dan PRRI Permesta" sambung DWi Rio yang juga Anggota DPRD DKI Jakarta itu.
"Korps Nasionalis Marhaenis selama ini masih mengalami traumatik era Orde Baru. Seperti masih memilih untuk bersembunyi sebagai silent majority, sehingga gerakan perlawanan dari kelompok Anti Pancasila cukup leluasa bergerak, sebut Saja HTI, Sempalan ISIS," lanjutnya.
Di acara itu, dalam Tausiyah kebangsaan Pengamat Politik Indonesia Publik Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, agar elemen kebangsaan tidak menganggap enteng gerakan mengubah ideologi Pancasila.
Karenanya, setelah Presiden Joko Widodo mendeklarasikan tanggal 1 Juni 2017 sebagai hari lahirnya Pancasila, maka elemen kebangsaan harus serius untuk bersikap tegas terhadap sekolompok orang yang ingin mengganti ideologi negara.
"Lahirnya UKPPIP (Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila) adalah upaya menghadapi ancaman dari gerakan mengubah Pancasila," ucap Karyono.
Dengan 3 pokok fungsinya, materi ajar pendidikan, metode pengajaran pendidikan dan alat kritik kebijakan yang anti Pancasila, diharapkan lebih memantapkan implementasi dasar nilai perjuangan Pancasila.
Menurutnya, Persatuan Alumni GMNI sebagai wadah para alumnus dari GMNI sebagai organisasi kader muda candra dimuka nasionalis dibutuhkan konsolidasi untuk mempertajam ideologi Pancasila.
"Dalam konsolidasi kader maka dibutuhkan kekuatan sumber daya maksimum dalam menghadapi perlawanan terhadap gerakan anti Pancasila," ia menegaskan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.