Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Balon Udara, AirNav Peringatkan Pilot Pesawat Lebih Waspada

Hal ini dilakukan menyusul tradisi pelepasan balon udara di beberapa lokasi di Jawa Tengah yang menyebabkan banyaknya balon udara

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Gara-gara Balon Udara, AirNav Peringatkan Pilot Pesawat Lebih Waspada
Seattlepi/AP/Clyde Mueller
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia menerbitkan Notice To Airman (NOTAM) untuk penerbangan yang melintasi wilayah Jawa Tengah.

Hal ini dilakukan menyusul tradisi pelepasan balon udara di beberapa lokasi di Jawa Tengah yang menyebabkan banyaknya balon udara yang berterbangan sehingga membahayakan keselamatan penerbangan.

“Kami menerbitkan Notice To Airmen (NOTAM) dengan nomor A2115 berlaku satu bulan sejak diterbitkan 25 Juni 2017, supaya pilot waspada dengan kondisi ini,” ujar Sekretaris Perusahaan Airnav Indonesia, Didiet K. S. Radityo, Senin (26/6/2017).

NOTAM merupakan pemberitahuan yang berisi informasi mengenai penetapan, kondisi atau perubahan di setiap pelayanan, prosedur atau kondisi berbahaya, berjangka waktu pendek dan bersifat penting untuk diketahui oleh personel operasi penerbangan. Tujuan penerbitan NOTAM memberikan informasi dalam upaya menjamin kelancaran operasional hingga keselamatan penerbangan.

Di Wonosobo dan beberapa kota di Jawa tengah terdapat tradisi menerbangkan balon udara tradisional pada masa Lebaran. Bahan utama balon udara tersebut berasal dari bahan-bahan seadanya seperti kertas minyak yang biasa dipakai untuk pembungkus panganan, benang dan lem tepung kanji sebagai perekat.

Ukuran balon tersebut sangat besar, bisa mencapai tinggi 20 meter dan lebar 8 meter. Balon diterbangan dengan cara pembakaran kayu dan jerami pada cerobong kecil yang disebut 'garangan'.

Didiet menyatakan, pelepasan balon udara tradisional membahayakan keselamatan penerbangan. Sebab, balon dapat terbang bebas tanpa terkendali bahkan bisa mencapai radius 100NM lebih dari titik pelepasan dengan ketinggian di atas 24.000 Kaki di atas permukaan laut.

Berita Rekomendasi

"Di daerah Wonosobo, Cilacap, Kebumen, Purworejo itu ada banyak sekali balon yang meluncur ke atas sampai ketinggian 28.000 kaki, jadi itu berada di ketinggian penerbangan jet," ujar Didiet. Bahkan, beberapa balon pecah di udara saat sudah berada di ketinggian yang sama dengan rute penerbangan.

Dijelaskannya, posisi geografis Kota Wonosobo tepat berada pada jalur Udara (airways) W45 dan 17N pada Jakarta FIR dan merupakan jalur atau rute penerbangan yang cukup padat dilalui oleh Pesawat untuk penerbangan domestik dan internasional.

"Kalau kita tarik garis dari Australia yang ke arah China pasti lewat daerah itu, karena itu banyanya balon udara di atas area tersebut sangat berbahaya,” jelas Didiet. Banyak pilot yang terbang di di Airways W45 dan 17N melaporkan kepada AirNav Indonesia saat terbang melihat Balon Udara tersebut terbang cukup dekat dengan posisi pesawat udara.

Didiet menyampaikan, balon udara tanpa awak membahayakan keselamatan penerbangan sebab dapat bertabrakan dengan pesawat udara. Bila hal itu terjadi akan berakibat terganggunya fungsi primary flight control surfaces, ailerons, elevator and rudder pada pesawat.

"Ini mengganggu fungsi aerodinamika dan kemudi pesawat," katanya.

Selain itu, dapat juga mengakibatkan kerusakan serius pada mesin pesawat udara. Kerusakan pada permukaan badan dan jendela pesawat udara dapat berakibat hilangnya tekanan udara di dalam ruang kabin sehingga mengganggu sistem pernafasan penumpang dan awak pesawat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas