Bachtiar Nasir Klarifikasi Asal Mula Pertemuan GNPF MUI dengan Presiden
"Ketika unjuk rasa, (kami) ingin sekali bertemu dengan presiden, tapi takdir Allah SWT tidak mengkehendaki," ujarnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA ---Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bachtiar Nasir, mengakui bahwa pertemuan pimpinan GNPF dengan Presiden RI Joko Widodo pada hari Minggu (26/6/2017), diinisiasi oleh pihaknya.
Dalam konfrensi pers di kantor AQL Islamic Center, Jakarta Selatan, Selasa (27/6/2017), ia menyebutkan bahwa pertemuan dengan presiden RI tidaklah digagas dadakan.
Upaya itu sudah dilakukan sejak aksi bela Islam Jilid I. Aksi tersebut dilanjutkan dengan aksi bela Islam Jilid II, atau 411, hingga aksi 212.
"Ketika unjuk rasa, (kami) ingin sekali bertemu dengan presiden, tapi takdir Allah SWT tidak mengkehendaki," ujarnya.
Setelahnya GNPF berkali-kali menggelar pertemuan dengan perwakilan dari pemerintah, termasuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, sebelum bulan ramadhan, hingga Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Syaifuddin, sehari sebelum Idul Fitri.
"Kami ingin sekali berdialog, dengan menjadikan dialog sebagai jalan solutif, tidak menjadikan mobilisasi masa," katanya.
Berkali-kali Wiranto dan Lukman Hakim Syaifuddin menyampaikan ke presiden soal niat pertemuan tersebut. Padah hari Minggu kemarin, yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, Menag kembali menyampaikan niat tersebut, dan Presiden langsung menyambutnya.
"Kalau disebut mendadak itu, mendadak GNPF ingin bertemu presiden, salah besar, ini perjalanan panjang," katanya.
"Pertemuan yang kita lakukan di hari lebaran itu, itu dalam rangka silaturahim, karean suasaana lebaran kayaknya cocok nih, pak presiden juga sedang membuka hati," terangnya.