Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Pelaku Teror di Mapolda Sumut dan Masjid Falatehan Pakai Pisau, Bukan Bom? Ini Jawabannya

Serangan menggunakan pisau dan mobil itu merujuk pada fatwa Syekh Muhammad Al Adnani, mantan juru bicara ISIS pada 2014 lalu.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mengapa Pelaku Teror di Mapolda Sumut dan Masjid Falatehan Pakai Pisau, Bukan Bom? Ini Jawabannya
(Kompas.com/Robertus Belarminus)
Buku tulis berkonten ISIS yang disita dari salah satu terduga teroris kasus penyerangan Polda Sumut ditampilkan dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta. Jumat (30/6/2017) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Pengamat Terorisme dari Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib menilai serangan teror menggunakan pisau di Mapolda Sumatera Utara dan Masjid Falatehan Jakarta merupakan ciri khas serangan teror terbaru ISIS.

Serangan menggunakan pisau dan mobil itu merujuk pada ide siapa?

Mengapa tidak menggunakan bom seperti layaknya aksi teroris selama ini?

Ridlwan menjelaskan, serangan menggunakan pisau dan mobil itu merujuk pada fatwa Syekh Muhammad Al Adnani, mantan juru bicara ISIS pada 2014 lalu.

"Serangan dilakukan dengan alat-alat yang ada di sekitar kita. Tujuannya menimbulkan ketakutan bagi musuh-musuh ISIS," jelas Ridlwan yang juga merupakan analis intelijen kepada Tribunnews.com, Sabtu (1/7/2017).

Baca: Pengamat Sebut Serangan kepada Polisi di Masjid Dekat Mabes Polri Sebagai Teror Paket Hemat

Baca: Al-Falatehan, Masjid di Jalan Palatehan

BERITA TERKAIT

Sejak 3 hari sebelum lebaran, Ridlwan menjelaskan ISIS melalui kantor berita mereka An Nashir sudah memerintahkan agar melakukan serangan dengan pisau dan menabrakkan mobil.

Selain itu, kata dia, serangan berbiaya murah itu bisa membangkitkan semangat sel-sel tidur ISIS yang sedang terpukul karena Suriah dan Irak jatuh ke pasukan koalisi.

"Serangan dengan alat yang murah dan sederhana tapi efeknya mematikan, " kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Serangan juga makin nekad karena masuk ke jantung pertahanan musuh, yakni markas markas polisi, dekat Mabes Polri.

Ia pun mengingatkan lebaran tahun lalu serangan dengan bom motor di Mapolresta Solo.

Baca: Kisah Mulyadi, Mendadak Tenar Karena Namanya Sama dengan Pelaku Teror Polisi

Menurut Ridlwan, Polri harus lebih waspada.

"Anggota yang punya senjata harus dalam keadaan siap pakai. Jangan patroli dengan baju dinas sendirian," katanya.

Selain itu, kewaspadaan harus ditingkatkan di markas markas.

"Barikade harus disiapkan agar tidak mudah diterobos dengan penabrakan mobil, " katanya. (*) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas