Serangan di Masjid Faletehan, Program Deradikalisasi Harus Dilakukan Secara Masif
Nasir mengatakan motif menyerang aparat polisi, apalagi sedang melakukan ibadah adalah perbuatan keji dan biadab.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menyampaikan keprihatinan dan duka yang mendalam terhadap dua anggota Brimob.
Keduanya ditikam dengan pisau sangkur saat sedang melaksanakan Salat Isya di masjid Faletehan.
Menurut Nasir, kejadian tersebut memperlihatkan bahwa aksi-aksi kejahatan terhadap aparat Polri belum berhenti.
"Apakah kejahatan itu dilakukan oleh pelaku yang merupakan bagian dari jaringan teroris tertentu atau aksi 'lone wolf' yang dilatarbelakangi oleh motif tertentu," kata Nasir Djamil melalui pesan singkat, Sabtu (1/7/2017).
Nasir mengatakan motif menyerang aparat polisi, apalagi sedang melakukan ibadah adalah perbuatan keji dan biadab.
Begitupun terkait tewasnya pelaku, Nasir mengakui bahwa aparat tentu harus melakukan itu karena dua anggota mereka ditikam. Tak pelak, menembak pelaku hingga tewas sulit dihindari.
"Tentu semua kita ingin pelakunya dilumpuhkan hidup-hidup sehingga akan terjawab motif dan siapa pelaku sebenarnya," kata Politikus PKS itu.
Kepada pimpinan Polri, Nasir mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan dan tetap mengedepankan fungsi intelijennya, guna mendeteksi cepat orang orang yang mencurigakan dan diperkirakan akan melakukan aksi kejahatan.
"Kejadian ini juga membuat program deradikalisasi harus dilakukan secara masif kepada kelompok-kelompok yang rentan disusupi jaringan terorisme," kata Nasir
Nasir mengharapkan kepada aparat Polri agar ke depan dalam menghadapi pelaku kejahatan yang diduga anggota kelompok teroris dapat melumpuhkannya sesuai SOP.
Apalagi jika pelakunya menggunakan senjata tajam berupa pisau atau tangan kosong.