TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menjelaskan alasan mengapa anggaran untuk subsidi elpiji 3 kilogram membengkak hingga Rp40,5 triliun.

Jonan mengatakan, kenaikan tersebut dilandasi dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap gas elpiji.

"Ya karena konsumsinya lebih tinggi sekarang permintaannya, di mana (permintaan) masyarakat lebih tinggi," ujar Jonan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7/2017).

Dari permintaan yang meningkat itu, Jonan mengungkapkan tidak terkendalinya sasaran subsidi yang seharusnya elpiji 3 kilogram hanya untuk masyarakat yang tidak mampu.

"Kalau subsidi elpiji yang 3 kilogram itu ndak bisa dikendalikan siapa yang boleh pakai, siapa yang tidak," ucap Jonan.

Sehingga, lanjut Jonan, Pemerintah akan memasukkan elpiji bersubsidi ke dalam Kartu Keluarga Sejahtera agar lebih terkontrol penyebarannya.

"Jadi Pemerintah lebih mungkin bagaimana caranya supaya ini subsidinya dikasihkan, dimasukkan ke dalam Kartu Keluarga Sejahtera," ucap Jonan.

Namun, bukan berarti hanya yang memiliki Kartu Keluarga Sejahtera saja yang bisa mengonsumsi gas elpiji bersubsidi.

Jonan menejelaskan yang tidak tergolong dalam masyarakat kurang mampu bisa mengonsumsinya, namun yang mendapat subsidi hanya masyarakat pemegang Kartu Keluarga Sejahtera.

"Siapa saja yang bisa beli. Tapi yang punya kartu saja yang mungkin dapat subsidi‎, lebih bagus kan," kata Jonan.