TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Ahok itu ga pernah takur mungkin apa pun. Dia ngga pernah takut salah. Dia juga ngga takut dicaci orang, salah berbuat sesuatu. Saya pikir kenapa saya juga takut, saya menulis sesuatu,"

Begitu lah kata Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, ketika mengisahkan mengenai hal-hal yang dipelajarinya dari sosok Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Hal tersebut disampaikan dalam acara bedah buku "Ahok di Mata Mereka" yang digelar di Hotel Pullman, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2017).

Menutunya keberanian Ahok sangatlah menginspirasi dirinya dalam menulis artikel di buku yang dibedah tersebut.

Hamdi Muluk mengaku, pada waktu diminta menulis mengenai sosok Ahok, ia merasa takut salah dan takut pemilihan topiknya tak bagus.

Lalu setelah Hamdi muluk memikirkan kembali tentang sosok yang akan ditulisnya, ia tidak teringat sosok yang pemberani.

Akhirnya Hamdi Muluk dapat menyelesaikan tulisan mengenai Ahok yang dimuat dalam buku yang dibedah tersebut dalam waktu satu setengah jam.

Sebagaimana diketahui, dalam buku "Ahok di Mata Mereka," Hamdi Muluk menulis artikel tentang Ahok yang mempunyai tiga faktor minoritas dalam kontes Pilkada DKI Jakarta 2017 atau dalam istilahnya triple minority.

Ahok maju sebagai peserta Pilkada DKI Jakarta yang bukan berasal dari agama mayoritas, bukan berasal dari suku mayoritas, dan bukan dari kalangan elit politik.

Selain Hamdi Muluk, beberapa tokoh nasional lainnya juga menyumbangkan tulisannya dalam buku tersebut, di antaranya: Presiden RI ke lima, Megawati Sukarnoputri, Ekonom, Rhenald Kasali, Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, Musisi, Adi MS, dan Musisi Maia Estianty.(*)