Menaker Hanif Dakhiri Tinjau Desmigratif dan BLK di Indramayu
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dakhiri kembali mengunjung desa migran produktif (desmigratif) dan BLK Indramayu.
Editor: Content Writer

Setelah meninjau UPT BLK Kabupaten Cirebon, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri kembali mengunjung desa migran produktif (desmigratif) di dalam kantor balai desa Kenanga, kecamatan Sindang, kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (21/7/2017).
Hanif melakukan dialog dengan siswa calon pemagangan ke Jepang. Dalam percakapannya, Hanif berpesan kepada mereka yang mendaftar program magang agar bisa lolos persyaratan ketat dan menjaga kebugaran fisik menjelang dan selama di Jepang.
"Jaga fisik ya...karena cuaca di Jepang sangat dingin sekali dibandingkan dengan iklim tropis di Indonesia, " kata Hanif.
Setelah itu, Hanif melanjutkan peninjauan ke rumah belajar desmigratif yang merupakan sarana belajar edukasi, dan mengunjungi kantor sekretariat keluarga imigran Indonesia (KAMI).
Hampir 60 menit meninjau desmigratif, Hanif kembali melakukan peninjauan ke BLK dan disnakertrans Indramayu, di jalan Soekarno-Hatta.
Didampingi Kepala BLK Indramayu Achmad Fauzie Romdon dan instruktur pelatihan, Hanif melakukan dialog dengan siswa-siswa yang sedang mengikuti pelatihan menjahit dan multimedia.
Dalam tinjauan langsung proses pelatihan menjahit, Hanif memotivasi peserta pelatihan untuk selalu giat dalam mengembangkan skill.
"Terus belajar ya, tingkatkan kompetensi diri agar memiliki daya saing sehingga mudah memasuki pasar kerja" katanya.
Menaker menjelaskan, demi menyerap tenaga kerja, para pencari kerja (pencaker) harus mau mawas diri karena dunia kerja saat ini menuntut adanya kompetensi dan sertifikasi dari BLK yang ada. Pasalnya, para pencaker yang kita punya saat ini rata-rata lulusan SD dan SMP.
Hanif menyadari saat ini banyak anak-anak muda sudah sarjana, tapi lebih banyak para tenaga kerja yang belum sarjana.
"Untuk itu, BLK sebagai sarana untuk mengembangan kompetensi harus dimaksimalkan,” kata Menaker seraya berharap, tenaga kerja kerja Indonesia memiliki daya saing tinggi sehingga mudah memasuki pasar kerja. (*)