Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tersangka Kasus Suap Sengketa Pilkada Muchtar Effendi sering mendapat ancaman dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Ancaman pertama pada tanggal 23 Oktober 2013 di apartemen MOI.

"Penggeledahan pertama, saya belum ditetapkan sebagai saksi. Dia datang menggeledah apartemen, mengancam kalau tidak mau bekerjasama, tidak mau mengkiuti arahan kami, akan penjarakan Muchtar selama 20 tahun, dengan empat pasal memberatkan saya," kata Muchtar saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Pansus Angket KPK di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/7/2017).

Muchtar sempat mendengar KPK dapat memiskinkan Muchtar seperti Irjen (Pol) Djoko Susilo. Ancaman kedua, Muchtar akan ditembak dengan saksi istrinya dan Satpam MOI.

"Tanggal 2 Juli 2014, saya akan ditembak oleh Novel ketika saya mau berangkat Salat Isa dan tarawih di musala MOI karena saya tidak mau menyaksikan perampasan Mobil Jazz B 167 TJF milik istri saya oleh KPK Novel," kata Muchtar.

Muchtar sudah mengatakan mobil tersebut bukan miliknya tetapi tetap dirampas. Ancaman ketiga yakni perampasan mobil Fortuner B 9 DT dengan saksi supir dan ajudan Muchtar.
"Waktu itu saya bawa mobil itu ke KPK. Padahal itu bukan mobil saya karena mobil saya yang 25 itu sudah diambil. Ada teman yang baik menawarkan pekai mobil saya. Itupun ditahan Novel," kata Muchtar.

Ancaman keempat, Muchtar mengatakan Novel ingin memenjarakan istrinya. ""Novel Novelta istri Pak Muchtar akan dipenjara seperti kami penjaran Istri Romi Herton dan istri Budi Hartono," kata Muchtar..