Tubagus Hasanuddin: Lawan Kebrutalan Israel
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR yang tak lain politisi PDI Perjuangan Tubagus (TB) Hasanuddin.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Penutupan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem tidak hanya mengusik umat Islam. Akan tetapi,tindakan Israel merupakan pelanggaran yang dilakukan berulang kali terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB dan pelanggaran HAM yang tidak dapat ditoleransi.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR yang tak lain politisi PDI Perjuangan Tubagus (TB) Hasanuddin.
Meski kini, Israel sudah menyingkirkan alat deteksi logam di gerbang masuk masjid Al-Aqsa, Yerusalem, negara zionis tersebut tenyata justru menutup 8 dari 10 pintu masuk masjid Al-Aqsa. Israel hanya membuka 2 akses pintu masuk, itu pun dengan penjagaan yang sangat ketat.
"Kondisi ini masih membuat umat Muslim, khususnya warga Palestina kesulitan untuk beribadah di dalam masjid suci tersebut. Bahkan, Israel telah melakukan kekerasan di Amman dan menembaki warga secara brutal yang protes di depan kedubes Israel," ungkap Hasanuddin, Selasa (25/7/2017).
Hasanuddin kemudian menyarankan, Indonesia harus melakukan upaya yang lebih keras lagi dalam bidang ekonomi dan diplomat. Pertama, dalam bidang ekonomi harus berani memboikot produk-produk Israel dan pendukung Israel yang masuk ke Indonesia.
Dalam bidang diplomat, di PBB lanjutnya, Indonesia juga harus menekan Dewan Keamanan PBB dan bekerjasama dengan negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, seperti, Prancis, Polandia, Rusia, dan Inggris.
Indonesia juga harus mendorong diresmikannya Kedutaan Besar Indonesia di Palestina.
"Memang, saat ini Indonesia sudah memiliki Konsulat Kehormatan RI untuk Palestina, namun posisinya di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amman, Yordania. Bila Kedubes RI ada di Palestina, maka semakin nyata pengakuan Indonesia atas kedaulatan Palestina," Hasanuddin menegaskan kembali.