Kisah Haru Mulyono, Meski Hanya Bergaji Rp 350 Ribu, Akhirnya Bisa Berangkat Haji
Mulyono (75) tinggal di sebuah rumah sederhana di Dusun Kebunagung, Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru.
Editor: Hasanudin Aco
Seluruh uang hasil jerih payahnya membersihkan masjid digunakan semua untuk membayar angsuran.
“Begitu saya niat berangkat haji, banyak jamaah yang memberi infaq kepada saya. Hasilnya dikumpulkan untuk angsuran. Kalau ada sisa dipakai untuk keperluan,” ujar Mulyono.
Mulyono mengenang, dirinya pernah beberapa kali pengajian ke rumah orang yang baru pulang dari ibadah haji.
Ketika itu dirinya mempunyai keinginan untuk bisa ke tanah suci.
Setelah enam tahun mengangsur, kini Mulyono menjadi salah satu Calon Jamaah Haji (CJH) asal Tulungagung yang berangkat.
Kini Mulyono fokus menjaga kondisi fisik. Setiap hari Mulyono berjalan mengelilingi luar Stadion Rejoagung Tulungagung, sebanyak empat kali.
Kadang pagi hari Mulyono berangkat ke Masjid Agung Al Munawwar yang berjarak sekitar 6 kilometer dengan berjalan kaki.
“Sebelum daftar, ayah saya ini sempat “curhat", apakah bisa berangkat haji dengan gaji segitu. Saya bilang, kalau Allah menghendaki pasti bisa,” ucap Lilik Mulyani (29), anak ke-3 Mulyono.
Lilik pula yang mencarikan informasi pendaftaran haji yang dianggap terjangkau.
Lalu Lilik mendapat informasi program dana talangan haji, yang dikeluarkan sebuah bank syariah.
Pihak bank kemudian memesan kursi untuk Mulyono, senilai Rp 25 juta.
Untuk pendaftaran awal, Mulyono membayar Rp 2.500.000.
Dana talangan Rp 25 juta itulah yang harus diangsur Mulyono selama enam tahun.
Dari jadwal tunggu, seharusnya Mulyono berangkat pada 2021 mendatang.