Pengamat: Ketimbang Prabowo-AHY, Lebih Baik Prabowo-Sohibul Iman
Hendri Satrio menyakini pertemuan SBY-Prabowo tidak akan berakhir dengan koalisi antara Partai Demokrat dan Gerindra.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecil kemungkinan terjalin pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Prabowo-AHY) dalam Pilpres 2019.
Demikian menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, yang juga Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/7/2017).
Meskipun terjadi pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Kamis (27/7/2017) malam.
Karena Hendri Satrio menyakini pertemuan SBY-Prabowo tidak akan berakhir dengan koalisi antara Partai Demokrat dan Gerindra.
Sejarah pun mencatat, kata Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, Gerindra belum pernah koalisi dengan Demokrat.
Bahkan imbuhnya, saat Demokrat menjadi penguasa rezim dan SBY menjadi Presiden dua periode pun Gerindra bersikap sebagai oposisi.
"Lagi pula gak jelas ini maunya Demokrat, menjauhi semua partai dengan alasan penyeimbang, begitu ada maunya ngajak ngajak kerjasama," katanya.
Sebelumnya Dalam pertemuan semalam, SBY juga menegaskan bahwa Demokrat dan Gerindra menyepakati kerja sama tanpa harus berkoalisi.
Hal itu, kata Hendri, juga dapat diartikan bahwa belum ada niat berkoalisi antara Demokrat dan Gerindra.
"Jadi, bahasa kerja sama tanpa koalisi itu penting. Artinya belum tentu juga mereka satu koalisi dan kelihatannya hingga saat ini di antara mereka berdua belum sedikitpun terpikir akan membuat koalisi," kata Hendri.
"Kalau ada kepentingan yang sama mereka kerja sama. Kalau enggak ya sendiri-sendiri," tuturnya.
Bercermin pada itu semua ia tak yakin pertemuan SBY-Prabowo itu akan berbuah manis pada koalisi mengusung duet Prabowo-AHY.
"Jadi kecil kemungkinannya ada Prabowo-AHY," ujarnya.
"Lebih besar kansnya Prabowo-Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Atau Prabowo-Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi," ujarnya.
Atau sebaiknya Prabowo menurutnya, tidak perlu maju lagi alias mendorong tokoh baru seperti contoh di Jakarta.
"Di Jakarta semua tokoh yang didorong Prabowo nyagub menang semua," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.