Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Ketimbang Prabowo-AHY, Lebih Baik Prabowo-Sohibul Iman

Hendri Satrio menyakini pertemuan SBY-Prabowo tidak akan berakhir dengan koalisi antara Partai Demokrat dan Gerindra.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pengamat: Ketimbang Prabowo-AHY, Lebih Baik Prabowo-Sohibul Iman
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Calon gubernur DKI Jakarta 2017, Agus Harimurti Yudhoyono memaparkan visi misi saat debat kedua calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017). Temanya membahas reformasi birokrasi serta pelayanan publik dan penataan kawasan perkotaan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecil kemungkinan terjalin pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Prabowo-AHY) dalam Pilpres 2019.

Demikian menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, yang juga Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/7/2017).

Meskipun terjadi pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Kamis (27/7/2017) malam.

Karena Hendri Satrio menyakini pertemuan SBY-Prabowo tidak akan berakhir dengan koalisi antara Partai Demokrat dan Gerindra.

Sejarah pun mencatat, kata Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, Gerindra belum pernah koalisi dengan Demokrat.

Bahkan imbuhnya, saat Demokrat menjadi penguasa rezim dan SBY menjadi Presiden dua periode pun Gerindra bersikap sebagai oposisi.

"Lagi pula gak jelas ini maunya Demokrat, menjauhi semua partai dengan alasan penyeimbang, begitu ada maunya ngajak ngajak kerjasama," katanya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya Dalam pertemuan semalam, SBY juga menegaskan bahwa Demokrat dan Gerindra menyepakati kerja sama tanpa harus berkoalisi.

Hal itu, kata Hendri, juga dapat diartikan bahwa belum ada niat berkoalisi antara Demokrat dan Gerindra.

"Jadi, bahasa kerja sama tanpa koalisi itu penting. Artinya belum tentu juga mereka satu koalisi dan kelihatannya hingga saat ini di antara mereka berdua belum sedikitpun terpikir akan membuat koalisi," kata Hendri.

"Kalau ada kepentingan yang sama mereka kerja sama. Kalau enggak ya sendiri-sendiri," tuturnya.

Bercermin pada itu semua ia tak yakin pertemuan SBY-Prabowo itu akan berbuah manis pada koalisi mengusung duet Prabowo-AHY.

"Jadi kecil kemungkinannya ada Prabowo-AHY," ujarnya.

"Lebih besar kansnya Prabowo-Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Atau Prabowo-Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi," ujarnya.

Atau sebaiknya Prabowo menurutnya, tidak perlu maju lagi alias mendorong tokoh baru seperti contoh di Jakarta.

"Di Jakarta semua tokoh yang didorong Prabowo nyagub menang semua," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas