Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Ini Alasan Warga China dan Taiwan Lakukan Kejahatan Siber dari Indonesia

Argo menambahkan, para pelaku tidak melakukan aksi penipuannya di China karena menganggap akan mudah teridentifikasi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ini Alasan Warga China dan Taiwan Lakukan Kejahatan Siber dari Indonesia
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Sejumlah tersangka Sindikat WNA pelaku cyber fraud (penipuan siber), dihadirkann saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (31/7/2017). Total ada 145 WN China yang ditangkap secara serentak di tiga kota besar yakni di Surabaya, Jakarta dan Bali pada Sabtu (29/7) lalu. Mereka selanjutnya akan dideportasi ke negara asalnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, 148 warga negara (WN) China dan Taiwan melakukan aksi kejahatannya di Indonesia dengan menyasar warga China yang memiliki rekening besar di bank.

Menurut Argo, mereka memilih Indonesia sebagai tempat persembunyiannya lantaran merasa aman.

"Kenapa yang dipilih Indonesia? Berdasarkan informasi yang kita gali dari para tersangka, di Indonesia ini tempat yang mudah bersembunyi karena lokasinya luas, geografinya luas," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (31/7/2017).

Argo menambahkan, para pelaku tidak melakukan aksi penipuannya di China karena menganggap akan mudah teridentifikasi.

"Selain itu mereka memilih Indonesia karena menganggap peraturan yang mengatur mengenai internet service provider (ISP) cenderung lebih lenggang," kata Argo.

Argo menjelaskan para pelaku sudah melakukan aksi penipuannya di Indonesia sejak Februari 2017. Mereka sudah meraup untung hingga triliunan rupiah.

"Keuntungan sekitar 6 triliun, tapi ini ada di menurut Tiongkok sana 6 triliun dan korbannya dari Tiongkok kemudian juga pemimpinnya ada di Tiongkok sana," ujarnya.

Selain menangkap 148 WNA China dan Taiwan, polisi juga menangkap lima WNI yang diduga terlibat. Mereka ditangkap di Jakarta, Bali dan Surabaya.

Berita Rekomendasi

Dalam penangkapan di Bali, Satgas Bareskrim Polri dan Polda Bali menggerebek rumah kontrakan di Perumahan Puri Bendesa Lingkungan Mumbul, Kelurahan Benua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Dari rumah tersebut, petugas menangkap 32 orang yang terdiri dari 27 WN China, dan lima WNI. Dari lokasi, polisi menyita 38 telepon rumah, 25 modem, tujuh router, 10 laptop, delapan ponsel, seperangkat CCTV, dan enam paspor. Untuk sementara, pelaku diamankan di rumah tahanan Polda Bali.

Untuk kasus di Jakarta, tim Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya yang bekerja sama dengan Kepolisian China menangkap 29 WN China.

Penangkapan dilakukan di Jalan Sekolah Duta Raya Nomor 5, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.Di lokasi tersebut, polisi menyita tujuh laptop, 31 buah iPad mini, sebuah iPad, 12 handytalky, 12 wireless router, ponsel, hingga kartu tanda penduduk China, dan paspor.

Baca: Puluhan Gagang Telepon Disita dari Markas Kejahatan Siber WNA di Surabaya

Selanjutnya, penggerebekan juga dilakukan di tiga lokasi di perumahan Bukit Darmo Golf, Surabaya.

Petugas menangkap 92 orang di ketiga lokasi tersebut yang terdiri dari 81 WN China dan 11 WN Taiwan.

Barang bukti yang disita antara lain, lima unit laptop, tiga iPad mini, 41 telepon, 12 wireless router, dan 82 ponsel.

Penulis: Akhdi Martin Pratama
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Ini Alasan WN China dan Taiwan Lakukan Kejahatan Siber dari Indonesia

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas