Pesatnya Perkembangan Teknologi Picu Pemutusan Hubungan Kerja
Industri teknologi adalah industri yang paling dinamis dengan banyak perubahan yang terjadi secara kontinu
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bisa dimaklumi, sebab pada dasarnya ranah usaha itu menuntut perubahan secara berkelanjutan.
"Industri teknologi adalah industri yang paling dinamis dengan banyak perubahan yang terjadi secara kontinu. Pelakunya juga harus mampu bergerak dinamis mengikuti trend perubahan teknologi," kata Praktisi Industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Hermawan Sutanto kepada wartawan (31/7).
Seperti diketahui, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menilai PHK di sektor industri TIK karena pergeseran teknologi.
Hal ini memang tak bisa dihindarkan, mengingat sifat industri itu yang sangat dinamis.
Baca: Next INS Bidik Pasar Teknologi Informasi Perbankan
Hermawan melihat efisiensi tersebut merupakan cara tersendiri dari pelaku industri, terutama untuk berinvestasi di bidang yang lebih sesuai dengan prediksi di masa depan.
Ada trend yang berubah dan waktu perubahannya tak menentu di industri TIK.
Berbeda dengan industri gas and oil misalnya, yang berkutat di ranah minyak dan gas dan hanya berubah ketika mencari sumber daya baru, saat yang lama sudah menipis atau habis.
"Efisiensi sebenarnya adalah cara untuk berinvestasi ke bidang yang lebih sesuai dengan prekdiksi tren teknologi masa depan dengan efisiensi di bidang-bidang yang lebih tradisional," lanjutnya.
Baca: Riset Glassdoor: Gaji Tahunan Pekerja Sektor Teknologi Informasi Tembus Rp 1,17 Miliar
Sebelum ini, analis dari Global Equities Research Trip Chowdhry menyebut, sebagian besar PHK terjadi karena pergeseran di industri teknologi.
Menurutnya, saat ini dunia industri bertransformasi ke arah mobile dan cloud.
Para karyawan yang telah dirumahkan tak akan lagi mendapatkan pekerjaan di perusahaan teknologi.
"Mereka akan tetap menganggur dan keahlian yang dimilikinya akan menjadi usang," kata Chowdhry.
Bukan hanya perusahaan besar, startup pun diprediksi bakal merumahkan karyawannya.
"Saat melihat perusahaan besar memecat karyawan, ini jadi indikasi bahwa seluruh basis pelanggan sedang berjuang," katanya.