Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKS Ingatkan Impor Garam Jangan Rugikan Petani

Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, mengatakan sudah menjadi tugas pemerintah untuk menstabilkan harga garam.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in PKS Ingatkan  Impor Garam Jangan Rugikan Petani
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ani (50) pedagang kelontong melayani pembeli yang belanja garam gandu di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (26/7/2017). Saat ini stok garam di sejumlah pedagang kelontong di Pasar Kosambi sebagian besar habis karena pascalebaran sudah tidak ada lagi pasokan. Stok garam yang tersisa pun tinggal sedikit, itu pun hanya garam gandu yang dijual Rp 2.000 per batang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk melakukan impor garam sebanyak 75 ribu ton akibat kelangkaan garam saat ini yang menyebabkan melonjaknya harga garam di pasaran. Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, mengatakan sudah menjadi tugas pemerintah untuk menstabilkan harga garam. Tapi menurut Jazuli semestinya pemerintah tidak serta merta mengambil kebijakan impor.

"Kaji dan inventarisir masalah secara cermat, mengapa terjadi kelangkaan garam. Jangan sampai ada permainan pihak-pihak tertentu yang menciptakan kondisi kelangkaan untuk mengeruk keuntungan dan merugikan petani garam kita," kata Jazuli dalam keterangan tertulis, Selasa (1/8/2017).

Jazuli menegaskan petani garam kita harus diproteksi agar tidak menderita kerugian akibat kebijakan importasi yang mudah saja dikeluarkan dengan dalih kelangkaan stok. Apalagi dalam waktu dekat akan memasuki masa panen garam. Kalau garam impor masuk, bisa jatuh harga garam petani.

"Cari dulu akar masalahnya sebelum memutuskan impor. Memang pemerintah harus menstabilkan harga tapi jangan melulu orientasinya impor, seolah semua masalah selesai dengan impor," kritiknya.

Kalaupun kebijakan importasi diambil, lanjut Jazuli, harus dipastikan dulu sumber masalahnya termasuk data kebutuhannya yang tidak tertutupi dari petani garam.

"Saya dengar analisis di lapangan terkait berapa sebetulnya kebutuhan garam nasional belum _clear_ betul. Artinya, belum didapat angka total stok garam nasional saat ini sehingga pemerintah bisa mendapatkan angka pasti supply and demand dari garam konsumsi. Maka, jangan buru-buru buka keran impor," tegas Jazuli.

Pemerintah seharusnya bekerja keras menyerap garam petani, lalu selanjutnya giat mendorong dan mendukung optimalisasi produksi para petani garam dalam negeri, khususnya garam untuk konsumsi.

Berita Rekomendasi

Menurut Jazuli Juwaini, sudah lama Fraksi PKS melalui anggotanya khususnya di Komisi terkait menyoroti peningkatan peran dan dukungan pemerintah pada petani dan produksi garam nasional, terutama melalui perluasan lahan tambak skala ekonomi dan penggunaan teknologi pengolahan yang lebih baik.

Sebagai negara dengan garis pantai dan lautan yang luas semestinya kita bisa lebih optimal mengembangkan industri dan produksi garam nasional karena bagaimanapun hal itu menjadi keunggulan komparatif Indonesia dibandingkan negara lain.

"Ini soal mindset dan keberpihakan negara kepada petani dan industri garam. Dengan peningkatan luas tambak garam skala ekonomi dan teknologi pengolahan seharusnya kita bisa meningkatkan produksi garam baik secara kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas