TB Hasanuddin Sindir Doa Tifatul Sembiring: Menciderai Etika Cara Berdoa
Doa Tifatul Sembiring saat sidang tahunan MPR tanggal 16 Agustus lalu, dengan agenda tunggal mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Doa Tifatul Sembiring saat sidang tahunan MPR tanggal 16 Agustus lalu, dengan agenda tunggal mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menuai kontroversi.
Doa Tifatul dianggap 'menyerang' fisik Presiden. Diangap sangat tidak etis dan berakhlak.Politisi PDI Perjuangan Tubagus (TB) Hasanuddin menegaskan, ajaran Islam sangat keras melarang mengolok-olok sesama manusia secara fisik.
Bahkan dalam ajaran agama yang dipahami, tanda-tanda seseorang disebut sebagai manusia takabbur atau sombong adalah orang yang menolak kebenaran dan di saat yang sama melecehkan atau menghina sesama manusia.
"Apalagi menghina secara fisik. Bahkan dalam hadis yang saya baca ada keterangan Nabi Muhamad SAW bersabda, sesungguhnya Allah SWT tidak memandang kepada rupa, melainkan kepada hati dan amal," ujar Hasanuddin, Jumat (18/8/2017).
"Dalam Al-Quran juga disebutkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah manusia bertakwa. Bukan karena gemuk atau kurus, atau hitam dan putih dalam warna kulit," lanjutnya.
TB Hasanuddin menyadari,ada sementara orang yang tahu agama namun secara amaliah jauh dari nilai-nilai agama tersebut. Pengetahuan mereka, katanya lagi, sama sekali tidak masuk ke dalam sanubari hati sehingga tak berdampak dalam kehidupan sehari-hari.
"Bayangkan orang yang pernah jadi menteri plus mantan presiden sebuah partai saja ketika berdoa ternyata masih belepotan. Jadi sangat disesalkan bila kemudian seseorang yang terpelajar seperti beliau yang mestinya berdoa dengan khusuk malah berdoa dengan tidak sungguh sungguh," ujarnya.
"Menciderai etika cara berdoa. Sebagai orang muslim saya gagal paham," Tubagus Hasanuddin menegaskan kembali.