Bus Tanpa Toilet Jadi Sorotan Saat Kunker Calon Jemaah Haji
Dede menilai, dengan waktu tunggu di dalam bus mencapai hingga dua jam, maka menahan buang air kecil akan berpengaruh bagi kesehatan jemaah haji.
TRIBUNNEWS.COM - Panja kesehatan Haji Komisi IX DPR RI menyoroti bus penjemputan calon jemaah haji tanpa toilet.
Pasalnya, jemaah calon haji yang hendak berangkat dan sudah pulang ke tanah air, bus penjemputannya tidak dilengkapi dengan toilet.
Hal ini diungkapkan Ketua Komisi IX Dede Yusuf Macan Effendi saat pertemuan dengan Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan pemangku kebijakan terkait pemantauan pelayanan kesehatan para calon jemaah haji di Embarkasi Aceh, Senin (21/08'2017).
Dede menilai, dengan waktu tunggu di dalam bus mencapai hingga dua jam, maka menahan buang air kecil akan berpengaruh bagi kesehatan jemaah haji.
“Hal ini merupakan tanggungjawab Garuda Indonesia, maka hasil temuan ini nanti Panja Kesehatan Haji Komisi IX akan berkoordinasi dengan Tim Pengawas Haji, dimana di dalamnya ada juga Komisi V DPR untuk menegur manajemen Garuda Indonesia yang menyediakan bus-bus tanpa toilet itu," jelasnya.
Lebih jauh Dede mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan bagi jemaah haji masih dilakukan di tenda-tenda.
Oleh karena itu Pemerintah Indonesia sempat mengusulkan membangun rumah sakit untuk memudahkan memberikan pelayanan kesehatan kepada mereka.
"Kebijakan Kerajaan Arab Saudi tidak mengizinkan negara lain membangun rumah sakit di negaranya. Hal yang memungkinkan dilakukan adalah menjalin kerjasama dengan rumah sakit setempat. "Inilah yang sedang kita jajaki," kata Dede.
Politisi Fraksi Partai Demokrat ini berharap, pelayanan kesehatan jemaah haji Indonesia akan lebih baik di masa mendatang.
Panja Kesehatan Haji Komisi IX selain meninjau ke embarkasi Aceh juga meninjau ke embarkasi Makassar dan Surabaya dengan waktu yang sama. Peninjauan ini dilakukan karena ketiga daerah ini memiliki jumlah pemberangkatan haji yang besar dan lamanya daftar tunggu.