Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi IX DPR Minta Program Pemberian KIS Jadi Prioritas Pemerintah

Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Daulay menilai program pemberian KIS semestinya menjadi prioritas pemerintah dalam pembangunan

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Komisi IX DPR Minta Program Pemberian KIS Jadi Prioritas Pemerintah
FRAKSI PAN
Saleh Daulay 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Daulay menilai program pemberian KIS (BPJS Kesehatan gratis) semestinya menjadi prioritas pemerintah dalam pembangunan sosial.

Pasalnya, program tersebut dinilai sangat bermanfaat dan bisa membantu masyarakat yang kurang mampu.

Karena itu, sangat disayangkan jika pada tahun 2018 pemerintah tidak menganggarkan untuk penambahan kepesertaan baru.

"Presiden Jokowi dalam pidato tentang nota keuangan dan RAPBN 2018 jelas menyebut bahwa target sasaran program itu masih 92,4 juta orang. Itu artinya, di tahun 2018, tidak ada penambahan kepesertaan baru," kata Saleh melalui pesan singkat , Minggu (27/8/2017).

Baca: Pesan Wanita Panggilan Lalu Diperas, Empat Pemuda Diringkus Polisi

Saleh mengingatkan pemerintah sudah menetapkan target kepesertaan program KIS/BPJS Kesehatan akan mencapai 107 juta orang pada tahun 2019. Sehingga, masih ada 14,6 juta orang lagi masyarakat yang berhak tetapi belum menerima kartu tersebut.

"Jika pada tahun 2018 pemerintah tidak mengalokasikan anggaran untuk penambahan kepesertaan KIS/BPJS Kesehatan dari data PBI (penerima bantuan iuran), dikhawatirkan target tersebut tidak akan tercapai," kata Politikus PAN itu.

Berita Rekomendasi

Ia mengakui masih terdapat carut-marut pendataan kepesertaan PBI. Tetapi, hal itu bukan alasan yang bijak untuk meniadakan penambahan kepesertaan pada tahun 2018.

"Semestinya, pendataan tersebut yang diperbaiki sehingga bantuan tersebut benar-benar tepat sasaran," ujar Saleh.

Baca: Jokowi Diminta Tak Lantik Kepala Daerah Terpilih Jika Terlibat Kejahatan SARA Lewat Saracen

Sebelumnya, pemerintah sudah menganggendakan akan ada penambahan sebesar 4 juta orang penerima pada tahun 2018. Sayangnya, dalam nota keuangan yang disampaikan presiden agenda penambahan itu menjadi tidak ada.

Padahal, jika ada penambahan sebesar 4 juta orang masyarakat tidak mampu, anggaran yang diperlukan hanya Rp 1,1 triliun. Anggaran ini tentu sangat kecil jika dibandingkan dengan RAPBN yang diajukan pemerintah yang mencapai Rp2.204,3 triliun.

"Saya berharap pemerintah bisa mempertimbangkan ulang agar penambahan kepesertaan KIS/BPJS kesehatan dari data PBI bisa tetap diadakan. Masyarakat yang kurang mampu tentu sangat senang jika hak kepesertaan mereka segera dipenuhi oleh pemerintah," kata Saleh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas