Menkopolhukam: Saracen Bisa jadi Ancaman Serius
Itu kan ancaman, kalau ada satu kelompok masyarakat yang tugasnya memecah belah
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok Saracen yang oleh Polisi dianggap sebagai kelompok penebar kebencian, menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, tidak boleh diremehkan.
Ia menganggap kelompok tersebut dapat menghadirkan ancaman serius.
"Ancaman itu kan bukan ancaman militer dari negara lain, bukan, tapi ancaman-ancaman baru yang menggunakan teknologi maju seperti menggunakan internet, untuk mempengaruhi pikiran-pikiran publik, memecah belah persatuan kita," ujarnya kepada wartawan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Kelompok yang sudah ada sejak 2015 lalu dan memiliki struktur organisasi itu, bekerja di dunia maya dengan segala kemampuan mereka di bidang Informasi Teknologi (IT), untuk menggiring opini publik.
Polisi menganggap materi-materi yang mereka sebarkan di dunia maya, sebagai aksi ujaran kebencian, yang berujung pada perpecahan bangsa.
"Itu kan ancaman, kalau ada satu kelompok masyarakat yang tugasnya memecah belah persatuan itu, itu kan sudah ancaman nyata yang harus ditindak dengan jelas, dengan tegas," katanya.
"Ada sandaran undang-undang yang mengatakan kalau ada satu uaha memecah belah bangsa, usaha-usaha untuk masuk dalam kegiatan SARA yang memecah belah persatuan itu, itu pasti ditindak dengan keras,"ujarnya.
Saat ini, pimpinan Saracen, Jasriadi dan sejumlah bawahannya, sudah diamankan Polisi.
Wiranto mengatakan penegakan hukum tidak akan berhenti sampai di tingkatan tersebut.
Baca: Mengapa Pria Ini Bugil di Depan Istana Merdeka, Katanya Karena Ini
Siapa saja yang berada di balik kelompok tersebut, termasuk mereka yang memberikan dukungan dana, pasti dikejar.
"Ya tunggu saja, kan baru proses polisi, penyebarnya siapa, dalangnya siapa, latar belakangnya apa, apakah ada latar belakang politik, kalau ada tokohnya siapa, kita kejar terus," katanya.
"Kita tidak biarkan Indonesia yang sedang berrjuang seperti ini, ada pihak-pihak lain atau elemen-elemen bangsa yang justru tidak membangun persatuan, tidak mengambil bagian dari perjuangan bangsa," ujarnya.