TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Sinar Mas menyalurkan hewan kurban di beberapa tempat. Nilai-nilai solidaritas sosial yang terkandung dalam peringatan Hari Raya Kurban atau Idul Adha harus terwujud dalam praktik hidup keseharian setiap warga negara Indonesia.

Hal ini dikatakan oleh Managing Director President Office Sinar Mas Saleh Husin disela-sela acara penyerahan hewan kurban kepada pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI), Rabu (30/8/2018).

Semangat kebersamaan semacam ini, lanjutnya, isa mempercepat terwujudnya pemerataan ekonomi dan keadilan sosial sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa ini.

 "Melalui penyerahan hewan kurban ini, kita ingin menegaskan komitmen manajemen Sinar Mas terhadap setiap upaya untuk menyejahterakan rakyat," ujarnya.

 Bersama Saleh Husin, hadir pula Direktur Utama Smartfren Merza Fachys. "Penyerahan hewan kurban ini memang sudah menjadi tradisi Sinar Mas setiap tahun," jelas Merza.

 Saleh yang tak lain mantan Menteri Perindustrian ini menjelaskan kembali, wujud nyata komitmen Sinar Mas tak hanya berhenti pada penyaluran hewan kurban yang memang menjadi kewajiban bagi kaum Muslim yang mampu.

Melalui program-program nyata, Sinar Mas juga bertekad untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar lokasi operasi perusahaan.

 Salah satu program yang sudah berjalan sejak 2016 adalah program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Program ini tak hanya bertujuan untuk melibatkan masyarakat dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan, tetapi sekaligus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui dana bergulir.

President Office Sinar Mas pada peringatan Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah ini akan menyalurkan 17 ekor sapi kurban ke beberapa lokasi.

Di antaranya ke beberapa pondok pesantren dan pemerintah daerah di Tangerang, Tangerang Selatan, Parung, Cimahi, Sumedang, Cikalong, Kuningan, Pekalongan, Kendal, dan Yogyakarta.

 Di Jakarta, selain ke DMI Sinar Mas rencananya juga akan menyalurkan hewan kurban ke Pondok Pesantren Atsaqofah Ciganjur, Wahid Institut, Islamic Center Indonesia dan di kediaman Ibu Shinta Nuriyah Wahid di Ciganjur.