Kemenhan Ingatkan Perkembangan Media Sosial Pengaruhi Pola Pikir Masyarakat
Ancaman terhadap kedaulatan Indonesia, tidak hanya berbentuk serangan oleh kelompok militer asing saja.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Ancaman terhadap kedaulatan Indonesia, tidak hanya berbentuk serangan oleh kelompok militer asing saja.
Plt Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Letjen TNI I Wayan Midhio, mengungkapkan pengaruh-negaruh asing yang merontokan budaya Indonesia, juga merupakan bagian dari ancaman tersebut.
Dalam sambutannya di acara Parade Cinta Tanah Air (PCTA) di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017), ia menyebut perkembangan tekonologi informasi yang ada saat ini, juga berpotensi menggerus nilai-nilai ke-Indonesiaan dari generasi muda Indonesia.
Baca: Tangan Mira Sudah Lima Kali Dioperasi Setelah Terlindas Truk Tronton Bermuatan Semen 24 Ton
Bahkan sejumlah perilaku buruk yang marak saat ini, juga mempengaruhi hal yang sama.
"Dewasa ini perkembangan sosial media berbasis internet, telah ikut mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat Indonesia, di mana secara teknologi cukup pesat tapi di sisi lain terdapat masalah," katanya.
Kasus-kasus perundungan, penyebaran pesan pebencian, pornografi dan penyebaran informasi tidak layak, menurut Plt Sekjen Kemenhan, jumlahnya bisa meroket.
Baca: Aksi Bela Rohingya Batal, Candi Borobudur Tetap Ditutup Pada Jumat Besok
Hal itu disebabkan kemajuan teknologi informasi, yang memberikan berbagai kemudahan terhadap pelaku.
Ia berharap dengan program Bela Negara yang saat ini tengah digagas Kemenhan, dampak negatif bisa diantisipasi.
"Sikap bela negara dan cinta tanah air mengalami degradasi akibat pengaruh teknologi informatika dan media sosial, yang tidak tersaring dengan baik, dan tidak sesuai dengan norma, budaya dan karakter bangsa," katanya.
"Untuk itu Kemenhan melakukan upaya untuk membentuk kembali karakter bangsa tersebut melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaaan karakter generasi muda," katanya.
Usai acara, kepada wartawan ia mengingatkan bahwa sulit untuk mengejar pertahanan yang ideal dalam bentuk kekuatan militer konvensional, dengan pertumbuhan ekonomi yang masih perlu ditingkatkan.
Program bela negara, menurutnya menjadi salah satu solusi, untuk merangkul rakyat Indonesia sebanyak-banyaknya, untuk membela tanah airnya sendiri.
"Kalau sudah semuanya masyarakat kita sadar, sesuai target dari Kementerian Pertahanan, 100 juta (orang), aspek deteren (red: menakutkan) sudah tercapai, jadi masih porses, walaupun sekarang mungkin sudah lebih dari 70 juta orang (pesertanya)," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.