Kurangi TKI Sektor Domestik, Tahir Foundation Bantu BLK Khusus TKI
Chairman Grup Mayapada, Dato Sri Tahir berkomitmen membantu pemerintah meningkatkan kompetensi pekerja migran Indonesia.
Editor: Content Writer
Chairman Grup Mayapada, Dato Sri Tahir berkomitmen membantu pemerintah meningkatkan kompetensi pekerja migran Indonesia.
Komitmen tersebut disampaikannya kepada Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri saat memberikan santunan kepada 12 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Kamis malam (79/2017).
“Kita susah mengaku sebagai negara besar, jika masih mengirim TKI sebagai pembantu rumah tangga,” kata Tahir.
“Kala bekerja di luar negeri, jadilah pekerja yang profesional," tambah Tahir.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah harus meningkatkan skill calon TKI. Memang tidak mudah, namun bisa dimulai dengan (membuka) beberapa jurusan dulu di Balai Latihan Kerja (BLK) khusus untuk calon TKI.
“Saya siap membantu pemerintah,” ujarnya lagi.
Tahir yang juga dikenal seorang filantropis ini sedikit menjelaskan rencana dukungannya. Menurutnya Pemerintah menentukan beberapa BLK yang sudah ada untuk membuka pelatihan khusus bagi TKI.
Lalu dirinya melalui Tahir Foundation menyediakan tenaga pengajar, sarana pelatihan dan pendanaannya. Cara ini diharapkan mampu membantu menyediakan calon TKI yang memiliku keahlian.
Mendengar tawaran tersebut, Menaker Hanif menyambut baik. Pihaknya akan segera mempersiapkan BLK mana yang segera bisa menjalankan program tersebut.
“Khususnya BLK yang dekat dengan daerah kantong TKI,” ujarnya Menaker.
Menaker berpesan, apapun jurusan keahlian yang akan dibuka, harus menyertakan dua hal penting. Yakni pelatihan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris serta pelatihan soft skill.
Kedua hal itulah yang menjadi kelemahan sebagian TKI dibanding pekerja migran dari begara lain. Kalau soal ketekunan kerja dan loyalitas, TKI tak perlu diragukan.
Dijelaskan pula bahwa pemerintah terus mengupayakan peningkatan penempatan TKI profesional, bukan pekerja sektor domestik.
Penempatan TKI sektor rumah tangga di 19 negara Timur Tengah misalnya, sudah diberhentikan sejak beberapa tahun lalu.
“Jadi, yang dijual bukan orangnya, tapi kompetensi pekerjaannya,” tegas Menteri Hanif.
Kehadiran Tahir ke kantor Kemnaker adalah dalam rangka menyerahkan bantuan US$ 111.000 bagi 12 TKI yang bekerja di Yordania, namun gajinya tidak dibayarkan oleh majikan. Mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga. (*)