Orasi di Aksi Bela Rohingya, Amien Rais Sebut Jokowi Pencitraan
Namun, menurut Amien Rais, pemerintah lambat dalam membantu etnis Rohingya.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua MPR, Amien Rais, mengkritik lambatnya langkah pemerintah dalam memberikan bantuan terhadap etnis Rohingya di Myanmar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Amien Rais saat memberikan orasi pada aksi Bela Rohingya 169 yang digelar di Kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).
Di hadapan 10 ribu massa yang berkumpul, Amien membuka orasi dengan menyitir Pembukaan UUD 45.
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," ujar Amien.
Menurut Amien, pemerintahan di bawah Presiden Jokowi wajib melindungi segenap bangsa dari penjajahan sesuai Amanat UUD 45.
" Jadi rezim Jokowi ini punya tugas konstitusional yang harus dilaksanakan yaitu menghentikan penindasan terutama di Rohingya," kata Amien.
Baca: Cerita Djarot yang Menyesal Saat Umumkan Rencana Razia Narkoba di Jakarta
Namun, menurut Amien Rais, pemerintah lambat dalam membantu etnis Rohingya.
"Rezim Jokowi terlalu terlambat dan terlalu sedikit dan hanya pencitraan tadi," ujar Amien.
Selain Amien Rais, aksi ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Presiden PKS Sohibul Iman dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Seperti diketahui ormas yang ikut dalam aksi ini diantaranya IKADI, Mathlaul Anwar, Cahaya Islam Mathlaul Anwar, AQL Peduli, Jamiat Khoir, Pemuda DDII, Al Ittihadiyah, Pemudi PUI, Forsitma, Salimah, Wanita Islam, JPRMI, FPI, dan Gerakan Ibu Negri.