Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemutaran Film G30S/PKI, Agus Tolak Sebagai ''Pelurusan Sejarah''

Membahas sejarah kelam bukan pantas atau tidak pantas, tetapi bagaimana membentuk pola pikir

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pemutaran Film G30S/PKI, Agus Tolak Sebagai ''Pelurusan Sejarah''
Rizal Bomantama/Tribunnews.com
Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono enggan menyebut pemutaran film sejarah tentang G30S/PKI sebagai pelurusan sejarah.

Karena menurutnya penggunaan frasa pelurusan sejarah bersifat subyektif.

"Saya menolak menyebutnya sebagai pelurusan sejarah, karena pelurusan sejarah menurut siapa saya tidak tahu. Kalau harus diluruskan berarti bengkok, kondisi bengkok itu menurut siapa kita juga tidak tahu, sangat subektif," katanya saat ditemui di Graha Bimasena, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).

Menurut putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu jangan lah pembahasan mengenai peristiwa itu digunakan untuk membuka luka lama dengan mengungkit siapa yang benar, siapa yang salah, dan siapa yang harus bertanggung jawab.

Tetapi pembahasan mengenai sejarah itu harus memiliki tujuan agar sejarah kelam itu tidak terulang dan semakin menguatkan persatuan bangsa.

Baca: Gerindra Meminta Pemerintah Bersikap Objektif Soal Isu PKI

"Jangan ungkap lagi unsur konflik yang membuat bangsa ini tercabik-cabik. Setiap bangsa, termasuk Amerika Serikat juga selalu membuka diskusi untuk sejarah kelam bangsanya."

Berita Rekomendasi

"Membahas sejarah kelam bukan pantas atau tidak pantas, tetapi bagaimana membentuk pola pikir agar sejarah itu menjadi pembelajaran dan cambuk untuk semakin bersatu memajukan bangsa," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas