Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wow, Indonesia Mampu Menyulap Sampah Plastik Berton-ton Menjadi Bahan Bermanfaat Ini

Plastik kerap menjadi sampah yang tak berguna dan disingkirkan usai tak lagi digunakan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Wow, Indonesia Mampu Menyulap Sampah Plastik Berton-ton Menjadi Bahan Bermanfaat Ini
Hilda B Alexander/Kompas.com
Badan Pengembangan dan Penelitian (BAlitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan teknologi pemanfaatan sampah plastik untuk material pembangunan infrastruktur jalan. Uji coba perdana aspal plastik ini dilakukan di Kampus Universitas Udayana, Bali, Sabtu (29/7/2017).( 

TRIBUNNEWS.COM - Plastik kerap menjadi sampah yang tak berguna dan disingkirkan usai tak lagi digunakan.

Namun tahukah kamu? Bahwa sampah plastik ternyata dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Wensislaus Makur.

Melansir dari Wikipedia, Wensislaus merupakan mantan buruh bangunan di Bali.

Namun berbekal tangan kreatif, Wensislaus Makur berhasil menyulap limbah karung plastik menjadi tas unik.

Bahkan buah karyanya ini berhasil menembus pasar konsumen di Eropa.

Bahan campuran aspal

Berita Rekomendasi

Selain dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan yang bernilai jual tinggi, plastik juga dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal.

Pemanfaatan plastik sebagai bahan campuran aspal ini sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia guna menanggulangi persoalan limbah plastik yang menggunung.

Mengutip dari Kontan, berdasarkan data dari Jambeck (2015) diperkirakan 3,32 juta metrik ton limbah plastik di Indonesia belum terkelola baik.

Dari total tersebut, sekitar 0,48-1,29 juta metrik ton masuk ke laut.

Melihat hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kemudian menyiasati sampah plastik menjadi bahan campuran untuk pengaspalan jalan.

Sambil menyelam minum air, Kementrian PUPR berharap upaya tersebut terus berlanjut dan menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah pemerintah yang kian menumpuk.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono juga meminta dukungan dari pemangku kepentingan terkait ide kreatif tersebut.

Menurutnya, Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Daerah perlu menyiapkan rantai pasok (supply chain).

Limbah plastik yang digunakan pun tidak sembarangan.

Limbah plastik tersebut perlu dicacah terlebih dahulu dan butuh banyak pasokan.

"Di bawah koordinasi Menko Kemaritiman, saat ini kami tengah memikirkan bagaimana model bisnis yang tepat untuk mengolah sampah plastik tersebut. Apakah dari bank sampah, pengepul atau pemulung," kata Basuki pada keterangan tertulisnya, Minggu (17/9/2017).

Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan Deded P. Syamsudin mengatakan, hasil pencampuran aspal ini terbilang baik.

Kedepannya, limbah plastik akan dijadikan sebagai bahan campuran aspal dengan komposisi 6 persen dan akan digunakan untuk pemeliharaan jalan.

Diketahui, saat ini kebutuhan preservasi jalan nasional mencapai 47.000 kilometer.

Jika satu kilometer jalan butuh 3 ton plastik, maka perlu limbah plastik sebanyak 140.000 ton.

Limbah plastik tersebut juga harus dicacah lembut hingga ukuran 5 milimeter.

"Hasilnya tampak sangat baik dan sama sekali tidak mengurangi kualitas jalan. Bahkan justru bisa menambah kerekatan jalan."

"Ketika diukur, suhunya masih aman yaitu 150-180 derajat celcius, plastik tidak terdegradasi. Masih jauh dari batas degradasi sampah yaitu 250-280 derajat Celcius, sehingga belum memasuki tahap mengeluarkan racun," jelasnya.

Berdasarkan hasil uji laboratorium tahun 2017 dan hasil analisis Deded, campuran beraspal panas dengan tambahan limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas marshall 40% dan lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas