Senyum Agus Rahardjo
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo langsung umbar senyum saat ditanya terkait foto Ketua DPR Setya Novanto (Setnov).
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo langsung umbar senyum saat ditanya terkait foto Ketua DPR Setya Novanto (Setnov). Sejak Rabu (27/9) lalu, beredar foto Ketua DPR RI yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Premier, Jatinegara, Jakarta Timur.
Dalam foto yang Viral itu, tampak tersangka korupsi e-KTP tersebut sedang menggunakan alat bantu pernapasan. Dia juga terlihat terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Belakangan, foto tersebut banyak menunjukkan kejanggalan yakni pada bagian peralatan rumah sakit, termasuk elektrokardiograf yang terpasang.
Warganet mengklaim bahwa kabel listrik elektrokardiograf lupa dicolok sehingga alat itu tidak berfungsi. Alhasil, foto tersebut banyak menuai komentar dan sindiran hingga guyon. "Soal foto itu, jangan saya yang menyimpulkan, tanya masyarakat saja," imbuhnya, Kamis (28/9).
Agus memastikan, setiap hari tim KPK selalu memantau kondisi Setya Novanto di rumah sakit dan seluruh perkembangannya dilaporkan ke Agus.
"Tiap hari tim kami melihat ke Rumah Sakit mengenai kondisi beliau. Dan menyarankan untuk minta second opinion , kita sedang pertimbangkan," tambah Agus.
KPK juga dipastikan sudah berkirim surat kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memantau perkembangan kesehatan Setnov. Sebelumnya, Novanto sempat dirawat di RS MRCC Siloam, Jakarta, selama beberapa hari.
Novanto dilarikan ke rumah sakit usai jatuh bermain pingpong di rumahnya dan diduga menderita vertigo. Novanto kemudian dipindahkan ke RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur untuk menjalani operasi pemasangan ring.
"KPK sudah berkirim surat ke IDI agar ada tim dokter independen yang menilai," Wakil Ketua Laode Muhammad Syarief memastikan saat ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) kemarin.
Terkait dengan status Setya Novanto, Tim kajian elektabilitas Partai Golkar merekomendasikan Ketua Umum Golkar Setya Novanto mundur dari jabatannya dan segera menunjuk Pelaksana Tugas (Plt).
Rekomendasi itu muncul karena status tersangka Novanto dalam kasus korupsi proyek e-KTP membuat elektabilitas Golkar terjun bebas.
Rekomendasi tersebut telah diserahkan kepada Novanto oleh Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham. Tim kajian elektabilitas Golkar dipimpin oleh Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Golkar Yorrys Raweyai.
"Saya yakin ketua umum pasti akan mengambil langkah terbaik bagi dirinya dan organisasi. Saya yakin Setya Novanto tidak akan mengorbankan Partai Golkar untuk kepentingan pribadinya. Itu saya punya keyakinan," Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid menambahkan.
Hari ini, Partai Golkar akan melakukan rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) soal keputusan menunjuk pelaksana tugas ketua umum Partai Golkar. Rapat rencananya akan dilaksanakan di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi Pukul 13.00 WIB.
Nurdin Halid menjelaskan , rapat pleno akan mendengarkan jawaban Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto atas rekomendasi penonaktifan dan penunjukan plt ketum.
Dijelaskan, salah satu alasan penundaan rapat adalah karena dirinya belum bertemu dengan Setnov. (tribun/ther/ikg/zal/fah/yat)