Melihat Warisan Jenderal Besar di Museum Satriamandala
Salah satu ruang yang menarik di dalam museum ini adalah ruang yang didedikasikan untuk 4 jenderal Indonesia.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hari ini Kamis 5 Oktober 2017, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperingati ulang tahun yang ke-72.
Perjuangan TNI dalam mempertahankan kemerdekaan memang terbilang panjang.
Melalui pengorbanan-pengorbanan TNI, Indonesia masih bisa berdiri kokoh hingga sekarang.
" TNI lahir karena Proklamasi 17 Agustus 1945, hidup dengan proklamasi itu dan bersumpah mati-matian hendak mempertahankan kesuciannya proklamasi tersebut." Begitu pesan Jenderal Sudirman yang dapat Anda di salah satu dinding di Museum Satriamandala.
Baca: Kenapa Seragam TNI Bercorak Loreng-loreng?
Berlokasi di Jalan Gatot Subroto nomor 14, Museum Satriamandala mencoba menyajikan tentang ingatan-ingatan tentang perjuangan TNI dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Mulai dari diorama-diorama, koleksi senjata hingga bekas pesawat terbang lengkap menghiasi setiap sudut museum ini.
Sebelum museum ini diresmikan oleh 5 Oktober 1972 gedung ini lebih dikenal sebagai Wisma Yaso atau tempat kediaman istri Soekarno, Ratna Saridewi Soekarno.
Selain itu, rumah ini juga menjadi tempat peristirahatan Soekarno selama 17 bulan terakhir sebelum meninggal dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
Ruang-ruang bekas Wisma Yaso ini kemudian ditransformasi dan disesuaikan desain interior khusus pameran museum.
Salah satu ruang yang menarik di dalam museum ini adalah ruang yang didedikasikan untuk 4 jenderal Indonesia.
Baca: Ini 4 Fakta Siswi SMP Telan Jarum Pentul, Kronologi Sampai Wujud Jarum yang Berkarat
Ruang yang dulu menjadi kamar mendiang Soekarno kini menjadi ruang untuk para keempat jenderal beserta peninggalan-peninggalannya.
Mulai dari Jenderal Sudirman, Jenderal Oerip Soemohardjo, Jenderal AH Nasution dan Jenderal HM Soeharto.
Beberapa peninggalan masing-masing jenderal pun masih tersimpan rapi di balik lemari kaca.
Yang pertama Anda lihat saat memasuki ruangan adalah patung Jenderal Oerip Soemohardjo yang dihiasi kutipan bertuliskan, “Aneh, satu negara zonder tentara”.
Kutipan berikut mengatakan sepenggal keresahan Oerip Soemohardjo tentang Indonesia yang belum memiliki tentara pasca-proklamasi kemerdekaan.
Selain itu, lukisan besar nan megah yang menggambarkan Jenderal Oerip yang sedang menunggang kuda menghiasi sudut ruangan tersebut.
Barang-barang peninggalannya seperti meja bekas hingga foto-foto tertata rapi.
Jenderal Oerip Soemohardjo merupakan seorang jenderal dan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa revolusi.
Baca: Cinere Bellevue Mall Depok Terbakar, Berikut Fakta-faktanya
Kemudian dilanjutkan dengan peninggalan Jenderal Sudirman yang merupakan Panglima Angkatan Perang pertama yang berperan besar atas keutuhan NKRI.
Salah satu peningggalan Jenderal Sudirman yang paling menarik adalah Tandu Jenderal Sudirman yang digunakan saat memimpin perang gerilya tahun 1948-1949 melawan Agresi Militer II Belanda.
Selain itu, foto-foto perjuangan Sudirman pun lengkap menghiasi dinding ruangan.
Selain tandu, pengunjung juga dapat melihat benda-benda peninggalan Jenderal Sudirman yang tertata rapi di balik lemari kaca.
Mulai dari peta situasi rute gerilya, duplikat mantel, perabotan meja tulis dan meja tamu dilengkapi kursinya.
Berlokasi tidak jauh dari ruang Jenderal Sudirman, ruang ini menghadirkan beberapa benda-benda peninggalan pribadi Jenderal AH Nasution.
Buku-buku hingga seragam bekas beliau tersusun rapi di balik lemari kaca.
Selain Jenderal Nasution, peninggalan-peninggalan Jenderal HM Soeharto pun meramaikan sudut ruangan lainnya.
Mulai dari buku-buku hingga foto-foto Soeharto lengkap menghiasi ruangan.
Sebagai salah satu penghormatan tertinggi, Jenderal Sudirman, Jenderal Soeharto dan Jenderal Nasution menerima pangkat kehormatan Jenderal Besar (lima bintang) yang dianugerahkan pada tanggal 5 Oktober 1997.
Untuk mengunjungi museum ini, Anda dapat datang pada hari Selasa hingga Minggu.
Jam buka museum ini mulai pukul 09.00 - 16.00 WIB.
Tepat di setiap hari ulang tahun TNI, museum ini tidak akan dipungut biaya registrasi. (WIENDA PUTRI NOVIANTY)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Mengintip Peninggalan Jenderal Besar di Museum Satriamandala