Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Militer: Di Usia 72 Tahun TNI Harus Tetap Berbenah

Pembenahan TNI menurut wanita yang akrab disapa Nuning itu harus diutamakan untuk peningkatan kompetensi dan kapasitas prajurit

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
zoom-in Pengamat Militer: Di Usia 72 Tahun TNI Harus Tetap Berbenah
Tribun Timur/Fahrizal Syam
Salah satu atraksi peringatan HUT ke-72 TNI di Makassar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat militer, Susaningtyas Kertopati, memberi selamat kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang hari ini genap berusia 72 tahun. Menurutnya,‎ di usia 72 tahun TNI harus tetap melakukan pembenahan diri.

Pembenahan TNI menurut wanita yang akrab disapa Nuning itu harus diutamakan untuk peningkatan kompetensi dan kapasitas prajurit untuk menjadi scholar warrior.

Menurutnya, kompetensi prajurit TNI harus mencapai tingkatan setara dengan kompetensi prajurit negara maju. Kapasitas prajurit TNI harus mencapai tingkatan intelektual akademik melakukan analisis berbagai operasi militer secara ilmiah.




Baca: Mungkinkah Rujuk dengan Ade Maya? Ibnu Jamil Geleng-geleng Kepala dan Bilang Begini

"Pembenahan TNI juga diarahkan untuk mencapai efisiensi organisasi agar lebih responsif menghadapi berbagai jenis ancaman mulai dari ancaman militer, ancaman non-militer dan ancaman nirmiliter. Organisasi TNI harus dibenahi agar struktur dan posturnya lebih tanggap mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional," kata Nuning melalui pesan singkat, Rabu (5/10/2017).

Nuning menjelaskan, seperti kita ketahui, rencana strategis (renstra) pembangunan TNI melalui program Minimum Essensial Force (MEF) dibagi dalam tiga tahap. Pertama 2009 hingga 2014, kedua 2015 sampai dengan 2019, dan terakhir 2020 hingga 2024.

"Target yang ditentukan dalam renstra 1 adalah 30 persen. Selanjutnya, kedua adalah 30 persen, dan sisanya diselesaikan dalam renstra terakhir. Dalam renstra pertama telah dicapai kurang lebih 27 persen. Sementara dalam rentra kedua, dalam 3 tahun terakhir ini masih 0 persen," tuturnya.

BERITA TERKAIT

Seharusnya kata Nuning dalam renstra kedua ini sudah harus tercapai, diantaranya, pengadaan pesawat tempur TNI AU, kapal selam TNI AL, dan rudal taktis TNI AD.

Tersendatnya pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) ini harus segera mendapat perhatian Kementerian Pertahanan, agar program pembangunan alutsista TNI dapat diwujudkan sesuai renstra.

"Membangun dan memperkuat TNI tidak boleh terhambat mengingat hakekat ancaman yang semakin nyata di depan kita. Dua spot yang menjadi perhatian kita terutama di wilayah Natuna dan perbatasan dengan Philipina tidak boleh diabaikan," ujarnya.

Masih kata Nuning, tuntutan terhadap profesionalitas TNI menuntut pemerintah untuk memenuhi kebutuhan asasi TNI. Pemerintah harus melengkapi TNI dengan peralatan tempur modern agar seimbang dengan kompetensi prajurit TNI.

Pemerintah dapat memenuhi kebutuhan fasilitas dan sarana-prasarana untuk menyelenggarakan pendidikan dan latihan. Pemerintah dapat menyediakan alokasi anggaran sesuai Benefit-Cost Analysis antara tugas TNI dan dukungan logistiknya.

"Pada intinya, jangan sampai tuntutan terhadap kompetensi prajurit TNI tidak seimbang risiko yang dihadapi di medan tugas. Sebagai contoh, tunjangan kinerja TNI seharusnya mendapat alokasi yang paling tinggi karena adanya risiko kematian. Risiko kematian prajurit militer lazim digunakan dalam perhitungan gaji atau tunjangan lain," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas