Beringin Tak Lagi Rindang Untuk Para Kadernya
Pengalihan isu yang tampak adalah ketika dirinya mengaku sakit guna melakukan perlawanan terhadap KPK
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya guncangan dan terpaan yang melanda partai Golkar hampir merusak hingga akar-akarnya.
Setidaknya itulah yang dikatakan salah satu inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Arif Budi Prakoso.
Permasalahan demi permasalahan, kasus demi kasus terus melanda seolah tiada hentinya, dari kasus korupsi hingga narkoba pun melanda partai Golkar, terutama kasus E- KTP yang telah menjerat Setya Novanto.
"Beringin (Partai Golkar) sudah tak lagi rindang bagi para kadernya. Itu fakta dan situasi di tubuh partai saat ini," ujar Arif dalam keterangan persnya, Jumat (6/10/2017).
Menurut Arif, nama Setya Novanto sekarang begitu menyita perhatian masyarakat.
Hal itu mengingat posisi penting yang saat ini sedang disandangnya, sebagai Ketua DPR RI sekaligus pemangku pucuk pimpinan partai politik terbesar dan tertua di negeri ini yaitu Partai Golkar.
Proses pra peradilan yang memenangkan gugatan Setya Novanto atas tuntutan tidak sahnya penetetapan tersangka atas dugaan korupsi E-KTP, diyakini Arif malah menguatkan persepsi publik tentang citra buruk partai berlambang beringin ini atas keterlibatan dan rumah yang nyaman bagi koruptor.
"Banyak skenario yang ditampilkan, seolah membodohi publik dan mengaburkan kasusnya. Pengalihan isu yang tampak adalah ketika dirinya mengaku sakit guna melakukan perlawanan terhadap KPK," kata Arif.
Ditambah lagi image negatif masyarakat terhadap Setya Novanto, yang seolah-olah simbol tokoh yang tak pernah bisa di sentuh oleh hukum.
Tidak tanggung-tanggung, terdapat sejumlah kasus yang diduga melibatkan perannya, dimana ia berhasil lolos, antara lain :
1. Terlibat kasus Cassie PT. Bank Bali
2. Kasus penyelundupan beras dari Vietnam
3. Kasus penyelundupan limbah B3
4. Kasus korupsi PON Riau
5. Kasus E-KTP.
Tak pelak ini menambah deretan masalah yang memperburuk citra partai Golkar di masyarakat dan membuat para kader dalam partai tak nyaman.
"Eksistensi Partai Golkar sebagai pelindung dan rumah nyaman bagi koruptor menjadi stigma di masyarakat. Kita tidak menginginkan partai ini larut dalam persoalan yang bersumber dari perilaku oknum di dalamnya. Kita menginginkan perubahan dalam tubuh partai Golkar," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.