Rita Beberkan soal Asal Usul Tim 11
Penyidikan kasus Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari di kasus menerima gratifikasi dan suap terus bergulir di KPK.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidikan kasus Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari di kasus menerima gratifikasi dan suap terus bergulir di KPK.
Pada Jumat (13/10/2017) penyidik memeriksa Rita sebagai saksi di kasus suap untuk tersangka Hery Susanto Gun (HSG), Dirut PT Sawit Golden Prima.
Dalam kasus ini, Rita diduga menerima suap dari Hery Susanto Gun senilai Rp 6 miliar sekitar bulan Juli dan Agustus 2010.
Baca: Performa Maliq N D’Essentials Meriahkan Pembukaan The Sapphire Restaurant
Uang itu diduga untuk memuluskan perizinan lokasi untuk keperluan inti dan plasma perkebunan sawit di Desa Kupang Baru Kecamatan Muara Kaman kepada PT Sawit Golden Prima.
Dalam kasus itu, KPK juga menetapkan Hery sebagai tersangka.
Ditemui usai pemeriksaan, Rita mengaku sudah menjelaskan pada penyidik soal keberadaan Tim 11 dalam dugaan korupsi yang menjeratnya di KPK.
Informasi yang dihimpun, Tim 11 itu dikomandoi oleh Komisaris PT Media Bangun Bersama, Khairudin yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK di kasus dugaan penerimaan gratifikasi.
Tim 11 diduga merupakan kelompok di lingkaran dekat Rita yang terdiri dari 11 orang dengan beragam latar belakang.
Tim ini disebut-sebut mengendalikan roda pemerintahan di Kukar.
Tim tersebut bahkan menjadi pengendali dan menentukan anggaran proyek-proyek besar dan kebijakan perizinan di wilayah Kukar.
Baca: Pesan PKS Untuk Anies-Sandi: Jangan Lupa Janji Kampanye
"Saya sudah jelaskan (tim 11 ke penyidik). Itu karena picture BBM saya, pernah berfoto dengan 11 orang. Kemudian pak gubernur saat itu pernah bilang itu tim 11. Saya ini nggak ngerti itu maksudnya tim 11 dan mereka tidak punya SK. Soal proyek-proyek juga gak ada," terang Rita.
Lebih lanjut, Rita yang juga Ketua DPD Partai Golkar itu menyatakan berani pasang badan bahwa tim yang dikomandoi oleh Komisaris PT Media Bangun Bersama, Khairudin itu benar-benar tidak ada.
"Di pidato pak gubernur saja dikatakan bupati itu tidak boleh punya staf khusus, nggak boleh punya tim yang disebut tim 11. Saya memang nggak punya tim. Saya hanya punya tim kesebelasan Mitra Kukar," tambahnya.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan telah mengakui sepak terjang tim 11 dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan Rita dan Khairudin.
Basaria menuturkan bakal mengembangkan dugaan keterlibatan tim 11.(*)