Jejak Gembong Bom Bali: Hidup Dr Azhari Berakhir di Tangan Tim Walet Hitam
Di dalam buku yang ditulis oleh Komjen Pol Arif Wachyunadi, Azhari diceritakan pernah merakit serangkaian bom dengan total berat 2 ton.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Baca: Hari Ini Mulai Diberlakukan Rute Baru TransJakarta
Dua hari di Malang, CRT Walet Hitam hanya bertugas untuk memantau sebuah rumah yang berada di Perumahan Flamboyan dan seluruh gerak-gerik dari dalam rumah.
Hingga akhirnya diketahui di dalam rumah itu bersembunyi Dr Azhari dan dua orang rekannya, Cholily dan Arman.
Pada 9 November 2005, akhirnya CRT Walet Hitam yang sudah dipersiapkan untuk bertempur kapan pun dan dimana pun melaksanakan misinya.
Pertarungan sengit terjadi pada hari itu.
Baku tembak antara Azhari dan tim Walet Hitam terjadi.
Baca: Bupati Pekalongan Janji Awasi Penyelesaian Kasus Bayi Kehilangan Sekat Hidung di RSUD Kajen
Seorang anggota Walet Hitam terkena peluru yang ditembakkan dari dalam rumah.
"Seorang anggota tim tertembak kakinya. Tetapi, dia terus bekerja menjalankan misi meski kakinya berdarah," tutur Arif.
Setelah baku tembak terjadi, rumah itu didiamkan termasuk mayat Dr Azhari dan Arman yang masih di dalam rumah.
Sehari setelahnya, tim Jibom mendapati Azhari tewas akibat tertembak peluru 556 milimeter yang digunakan oleh tim CRT Walet Hitam.
Dipersembahkan untuk Tim Walet Hitam
Komjen Arif Wachjunadi yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhanas mengatakan, buku yang dibuatnya ini di antaranya dipersembahkan untuk Tim Walet Hitam.
Dalam buku itu, dia juga menuliskan sebuah tulisan bagi tim sangat khusus itu dalam satu bab.