Menteri Luhut Ungkap Empat Syarat Agar Investor Asing Tidak Menjajah Indonesia
"Yang penting, kita punya parameter siapa pun yang berinvestasi di Indonesia kita tidak dijajah."
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman Jenderal TNI Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan empat parameter agar Indonesia tidak dijajah investor asing.
Hal itu diungkapkan Luhut dalam sambutannya ketika meresmikan pameran Kedatuan Sriwijaya, the Great Maritime Empire di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2017).
"Yang penting, kita punya parameter siapa pun yang berinvestasi di Indonesia kita tidak dijajah. Pertama keuntungan. Kedua dia tidak mau untung sendiri. Ketiga kita kontrol jumlah orang yang masuk. Yang keempat dia tidak selamanya berinvestasi di sini," ungkap Luhut.
Hal itu disampaikan Luhut untuk menampik adanya rumor yang menyebutkan bahwa kini kita tengah dijajah Cina.
Baca: Kuda Poni dan Kereta Kuda Akan Antarkan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution ke Pelaminan
Dalam sambutannya, Luhut juga menyampaikan pandangannya bahwa kini negara-negara di dunia tengah berlomba-lomba dalam hal kemajuan teknologi.
Untuk itu, Luhut menyampaikan bahwa Indonesia juga harus mampu mengimbangi kemajuan dunia agar tidak dijajah lewat teknologi yang tentunya juga berdampak pada ekonomi.
Baca: Densus 88 Kembali Bekuk Seorang Teroris Penyerang Polisi di Bima
"Sekarang loncatan-loncatan teknologi itu luar biasa. Kita harus melihat itu. Karena kalau tidak, kita akan terjajah secara teknologi atau ekonomi dari negara-negara lain," ungkap Luhut.
Pameran bertajuk Kedatuan Sriwijaya adalah penutup dari seluruh kegiatan PT Jalur Rempah Nusantara yang dimulai dengan pemutaran film dokumenter: Banda, the Forgotten Trail, rangkaian karya jurnalistik dan program teve yang menitikberatkan pada napak tilas dan sejarah peninggalan jejak perdagangan rempah.
Baca: Menelisik Seluk Beluk Pria Penghina Jokowi dan Ayu Ting Ting
Pameran tersebut akan berlangsung sejak 4 November sampai 28 November 2017 di Museum Nasional, Jakarta Pusat.