Prabowo: Pemerintah ''Nina Bobokan'' Masyarakat dengan Utang
Prabowo juga menjelaskan prinsip ekonomi yang simpel perlu diterapkan pemerintah dalam mengelola keuangannya.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengkritik jumlah hutang pemerintah Indonesia yang terus menerus bertahan setiap tahun.
Menurutnya kebiasaan pemerintah menambah hutang sama saja “meninabobokan” masyarakat sehingga masyarakat tidak tahu keadaan bangsanya sebenarnya.
Hal itu disampaikan Prabowo saat menjadi pembicara pidato ilmiah dalam prosesi wisuda XV Universitas Bung Karno (UBK) di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017).
“Coba dianalogikan ketika seorang ayah membagi-bagikan hadiah berupa ponsel, komputer, dan lain-lain. Lalu ketika ditanya anak dan istri dapat uang dari mana, lalu sang ayah menjawab tenang, ayah baru saja hutang.”
“Kalian sebagai istri dan anak bangga atau tidak kalau seperti itu? Saya rasa anak dan istri yang merupakan analogi masyarakat akan marah,”kata Prabowo.
Baca: Try Sutrisno: Hanya dengan Pancasila Kita Bisa Bersatu Dalam Keberagaman
Prabowo juga menjelaskan prinsip ekonomi yang simpel perlu diterapkan pemerintah dalam mengelola keuangannya.
“Saya yang bukan orang ekonomi saja paham, bahwa yang kita keluarkan tidak boleh lebih banyak daripada apa yang kita terima. Bung Karno mengatakan pemerintah haruslah mendorong masyarakat untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam hal ekonomi.”
“Kalau masyarakat masih terus ditenangkan dengan hutang maka masyarakat tak bisa terpacu untuk menjadi lebih baik dalam berkontribusi untuk bangsa,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.