Petani Kecil Berperan dalam Jaga Suplai Kebutuhan Pangan Global
Terbatasnya lahan pertanian serta tuntutan akan pangan yang berkualitas menjadi salah satu tantangan sektor pertanian di Indonesia
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Syngenta, jaringan perusahaan agrikultur global berkomitmen membantu menghasilkan lebih banyak pangan dengan lebih sedikit sumber daya, dengan tetap menjaga lingkungan dan membantu masyarakat perdesaan khususnya petani kecil.
Midzon Johannis, Head of Corporate Affairs Syngenta Indonesia mengatakan, petani kecil di pedesaaan tidak hanya menjadi penopang penting ketahanan pangan di tingkat lokal dan nasional saja, tetapi juga berperan penting dalam menjaga suplai kebutuhan pangan global.
"Sehingga pemberdayaan petani kecil selalu menjadi komitmen dan perhatian kami. Dan mereka bisa dengan mudah menerapkan teknologi yang kami perkenalkan,” kata Midzon di Jakarta, Selasa (21/11/2017).
Syngenta berkontribusi dalam berbagai aspek, diantaranya menyediakan inovasi teknologi pertanian kepada petani, menjangkau petani untuk meningkatkan hasil panen mereka.
"Juga mendukung peningkatan produksi pertanian termasuk ketahanan pangan dan swasembada serta keberlanjutan dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan," katanya.
Disebutkan, Syngenta menyediakan satu hingga tiga teknologi pertanian baru terhadap petani setiap tahun dimana satu teknologi baru memerlukan investasi hingga U$ 300 juta dalam kurun waktu 13 tahun.
"Kami telah menjangkau hingga 500.000 petani setiap tahunnya melalui pusat pelatihan petani, klinik pertanian, Farmer Network dan konsultasi petani," katanya.
Ia menambahkan, terbatasnya lahan pertanian serta tuntutan akan pangan yang berkualitas menjadi salah satu tantangan sektor pertanian di Indonesia sehingga sekarang dibutuhkan sinergi lebih kuat lagi antara pemerintah, perusahaan maupun petani.
Parveen Kathuria, Presiden Direktur PT Syngenta Indonesia mengatakan, di Indonesia sendiri, Syngenta mulai berdiri tahun 2000 dan saat ini didukung oleh departemen riset dan pengembangan yang dilengkapi laboratorium pusat penelitian pertanian di Cikampek, Jawa Barat.
"Kami menggabungkan teknologi, genetika, pemuliaan, dan ilmu komputasi untuk mendukung perkembangan pertanian Indonesia," katanya.