Tifatul: Jangan Terlalu Banyak Akrobat Pak Novanto
Tifatul pun meminta Novanto menghentikannya dan merelakan diri untuk mundur, khususnya sebagai Ketua DPR RI.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PKS di MPR RI Tifatul Sembiring menilai Setya Novanto melakukan akrobat politik agar tidak dicopot dari kursi Ketua DPR RI dan Ketua Umum Golkar.
Tifatul pun meminta Novanto menghentikannya dan merelakan diri untuk mundur, khususnya sebagai Ketua DPR RI.
"Jangan semacam terlalu banyak akrobat lah Pak Novanto. Ya kalau menurut saya itu, alangkah arifnya ya jika beliau mundur," ujar Tifatul ke jurnalis di Hotel Aston, Rabu (22/11/2017).
"Jadi usulan saya hentikan ini. Kita membangun bangsa karena banyak hal yang produktif. Kalau ini terus yang didiskusikan, jadi headline di koran-koran, menarik perhatian masyarakat, hal-hal positif jadi tergerus. Waktu kita memikirkan bangsa ini jadi kurang," lanjut dia.
Baca: Anggaran Konsumsi Setiap Kecamatan Rp 40 Juta untuk Terima Keluhan Warga
Baca: Ridwan Kamil Minta Polisi Tindak Tegas Bonek yang Berbuat Kriminal
Diketahui, dari dalam tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (21/11/2017), Novanto menulis dua surat.
Satu surat ditujukan untuk pimpinan DPR dan satu surat lain ditujukan untuk Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar.
Kedua surat dibubuhi materai Rp 6.000 dan ditandatangani Novanto.
Dalam surat untuk pimpinan DPR, Setya Novanto meminta diberikan kesempatan membuktikan bahwa dirinya tak bersalah dalam kasus korupsi proyek e-KTP.
Ia meminta tak dicopot, baik sebagai Ketua DPR maupun sebagai anggota Dewan.
Surat itu muncul di sela-sela rapat DPP Partai Golkar yang membahas nasib Novanto, Selasa petang. Bagai sebuah surat sakti, keinginan Novanto yang ada dalam surat itu pun langsung terkabul.
Hasil rapat pleno Partai Golkar memutuskan bahwa Novanto tetap menjabat ketua umum partai setidaknya sampai ada putusan praperadilan yang ia ajukan.
Tifatul melanjutkan, publik menjadi jengah atas 'akrobat' Novanto itu.
"Yang seperti-seperti inilah yang membuat publik menjadi jengah terhadap politik dan pada akhirnya menyalahkan seluruh politisi. Sekali lagi, jadi alangkah bijaknya kalau mau mundur," ujar Tifatul.
Ia yakin keputusan rapat pleno Partai Golkar untuk mempertahankan Novanto, baik sebagai Ketum Partai Golkar dan pimpinan DPR belum bersifat final.
"Ya belum sih. Kan mereka belum memutuskan secara bulat," ujar dia. (FABIAN JANUARIUS KUWADO)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Tifatul: Kasus Novanto Bikin Kita Jadi Kurang Memikirkan Bangsa