Wiranto Sebut Posisi Panglima TNI Bukan ‘Arisan’ atau ‘Urut Kacang’
“Saya menggantikan Pak Faisal Tanjung, saya angkatan '68 beliau angkatan '61, mengganti tujuh angkatan tidak masalah."
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto tidak ingin mempersoalkan posisi Panglima TNI yang harus giliran matra dan sesuai urutan angkatan.
Wiranto menegaskan, posisi Panglima TNI bukanlah ‘arisan’ atau ‘urut kacang’.
Baca: KPK Dalami Keterangan Plt Sekda Jambi Soal Dugaan Keterlibatan Zumi Zola
“Tidak harus kemudian kayak arisan, gantinya itu teratur, tidak. Tetapi berdasarkan kondisi obyektif yang dihadapi. Dan juga tidak harus kemudian urut kacang, urut angkatan,” ujar Wiranto di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/12/2017).
Wiranto memberi contoh ketika dirinya menjabat sebagai Panglima ABRI (Panglima TNI).
Baca: Marsekal Hadi Tjahjanto Sampaikan Ini Saat Jalani Uji Kepatutan dan Kelayakan Calon Panglima TNI
Pada waktu itu ia melompati tujuh angkatan di atasnya.
“Saya menggantikan Pak Faisal Tanjung, saya angkatan '68 beliau angkatan '61, mengganti tujuh angkatan tidak masalah. Pak Tito juga begitu, mengganti empat angkatan ketimbang para perwira yang dipimpinnya," kata Wiranto.
Hal tersebut, menurutnya tidak perlu dipermasalahkan.
Baca: Kapolri Optimis Hubungan TNI-Polri Semakin Baik Dengan Terpilihnya Hadi Tjahjanto Jadi Panglima TNI
"Karena kita bicara kapasitas, bicara kompetensi, bicara leadership,” ucap Wiranto.
Wiranto mengatakan, pergantian Panglima TNI disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghadapi situasi yang ada berdasarkan kapasitas yang dimiliki.
Wiranto juga mengatakan seorang Panglima TNI dari matra apapun tidak mungkin mengedepankan ego sektoral sesuai matra mereka dalam membangun kekuatan pertahanan negara.
Baca: Kapolri Optimis Hubungan TNI-Polri Semakin Baik Dengan Terpilihnya Hadi Tjahjanto Jadi Panglima TNI
“Tetapi kita melihat bahwa setiap Kepala Staf Angkatan itu sudah dianggap mempunyai kemampuan leadership, kemampuan manajerial yang sama," katanya.
"Sedangkan untuk pembangunan kekuatan, matra, itu sudah ditentukan dalam renstra. Jadi tidak mungkin seorang Panglima ngarang sendiri, tidak mungkin,” tambah Wiranto.