Gatot Nurmantyo: Jabatan Saya jadi Panglima Tinggi Mabes TNI
Gatot menilai, keputusan Jokowi untuk menggantinya saat ini merupakan hal yang wajar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenderal Gatot Nurmantyo resmi diberhentikan secara hormat dari jabatannya sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia pada Jumat (8/12/2017).
Pemberhentian ini ditandai dengan dilantiknya Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo.
Meski sudah melepas jabatan sebagai Panglima TNI, namun masa tugas Gatot di dunia militer baru akan berakhir pada akhir 1 April 2018 mendatang.
Artinya, masih ada waktu sekitar hampir 4 bulan Gatot akan menjadi perwira tinggi aktif tanpa jabatan.
Namun, Gatot mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut.
Gatot menilai, keputusan Jokowi untuk menggantinya saat ini merupakan hal yang wajar karena dia sudah menjabat Panglima TNI lebih dari 2 tahun.
"Kita jangan melihat akhirnya, tapi seharusnya tanya dong berapa lama saya menjabat. Saya menjabat dua tahun lebih, jadi ya sudah sewajarnya," kata Gatot seusai pelantikan Hadi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12/2017).
Gatot memilih berpikir positif. Ia mengaitkan pergantian Panglima TNI di penghujung 2017 ini sebagai momen untuk menyongsong tahun politik.
Adapun peristiwa yang paling awal dihadapi adalah Pilkada Serentak 2018.
"Kita berpikiran positif pada pemerintah, bahwa tahun depan adalah tahun politik. Kalau Pak Hadi sertijab dengan saya sekarang ini, masih bisa konsolidasi dengan situasi perkembangan, sehingga semuanya berjalan lancar," ujarnya.
Gatot juga menegaskan ia tidak akan pensiun dini dari TNI. Dalam waktu empat bulan ini, ia tetap sebagai Perwira Tinggi di Markas Besar TNI.
"Saya masih perwira aktif, sampai akhir Maret, jabatan saya jadi panglima tinggi Mabes TNI," ucap Gatot.(Ihsanuddin)
Berita ini sudah dipublikasikan di KOMPAS.com dengan judul: Gatot Nurmantyo: Jangan Lihat Akhir, tetapi Berapa Lama Saya Menjabat