Poempida: Hanya Airlangga yang Dapat Selamatkan Keterpurukan Golkar
Tidak terasa saya sudah 15 tahun lamanya bersahabat dengan seorang Airlangga Hartarto.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Saya bahkan secara eksplisit berpandangan bahwa saat ini hanya Airlangga Hartarto yang dapat menyelamatkan keterpurukan Partai Golkar yang sedang dalam krisis ini."
Demikian mantan fungsionaris Golkar, Poempida Hidayatulloh menyakini bahwa Airlangga yang sudah 15 tahun bersahabat dengannya akan mampu memimpin Partai berlambang Beringin dengan baik kedepannya.
Tidak terasa saya sudah 15 tahun lamanya bersahabat dengan seorang Airlangga Hartarto.
Mantan fungsionaris Golkar, Poempida Hidayatulloh mengisahkan persahabatan itu dimulai saat ia dan Airlangga sama-sama mulai aktif di Balitbang Partai Golkar.
Kemudian Airlangga mengajak anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan periode 2016-2021 itu untuk menjadi pengurus Persatuan Insinyur Indonesia yang pernah dipimpinnya.
"Dan juga kami sama-sama mengurus Barisan Muda Kosgoro di mana Mas Airlangga adalah Ketua Umumnya pada saat itu," kisah mantan anggota Komisi IX DPR RI ini dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Senin (18/12/2017).
Baca: Cabut Dukungan Emil, Golkar Bakal Usung Anak Kandung Sendiri Dedi Mulyadi
Kami pun, imbuhnya, sama-sama sebagai wakil bendahara pada saat Golkar dipimpin Jusuf Kalla, yang kini menjadi Wakil Presiden.
Airlangga kini berada di dalam kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-JK setelah 2 periode menjadi anggota DPR-MPR RI.
Kepemimpinannya pun banyak mendapatkan pujian baik dari internal Golkar maupun juga lintas Partai.
Airlangga juga seseorang yang sukses dalam usahanya.
Dan yang terpenting adalah kita semua tidak pernah mendengar masalah hukum yang berkenaan dengan sosok ini, baik dalam urusan usaha maupun politik.
Artinya seorang Airlangga yang sukses juga selalu menjaga nama baik dirinya dan keluarganya.
Dengan rekam jejak kepemimpinan dan nama baik nya, sosok figur inilah yang sangat tepat untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke depan.
"Saya bahkan secara eksplisit berpandangan bahwa saat ini hanya Airlangga Hartarto yang dapat menyelamatkan keterpurukan Partai Golkar yang sedang dalam krisis ini," tegasnya.
Apalagi dukungan Presiden dan Wakil Presiden sudah menjadi pembicaraan publik bahwa Kedua Pemimpin Nasional mendukung Airlangga Hartarto untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Saya melihat, kata Poempida, proses penyelamatan Partai Golkar secara Konstitusional hanya melalui Munaslub dan transformasi kepemimpinan harus terjadi secepatnya.
Dia tegaskan, untuk saat ini Airlangga adalah pilihan terbaik bagi Golkar. Upaya-upaya lain untuk mendorong figur-figur yang ada akan berakhir pada sejarah yang serupa, dan Golkar akan terbebani.
Yang orang tidak banyak tahu itu seorang Airlangga Hartarto itu adalah, lanjutnya, seorang sahabat yang selalu menjaga hubungan silaturahmi dan menjunjung tinggi makna persahabatan.
"Saya bangga menjadi sahabat Mas Airlangga," kenangnya.
Partai Bersih
Kini tantangan seorang Airlangga Hartarto adalah mengembalikan Partai Golkar pada posisi puncak. Sudah jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi apa penyebab kondisi terpuruknya Golkar ini.
Jika disimpulkan secara garis besar hal-hal sebagai berikut adalah faktor-faktor penyebabnya:
1. Permasalahan hukum kader-kader.
2. Tidak terbangunnya sistem yang komprehensif secara implementatif.
3. Tidak adanya sistem pendanaan Partai yang berlaku strategis.
4. Turunnya loyalitas dan militansi yang menyebabkan kegiatan Partai menjadi "Cost Centre" Dan bukan "Profit Centre".
5. Kolektifitas pimpinan yang non solidaritas.
Ibarat virus, ras manusia itu bertendensi untuk melakukan "self destruct". Begitu juga perilaku manusia di dalam Partai.
Oleh karenanya segala sesuatunya harus diatur berdasarkan berbasis sistem.
Nilai tambah, kontribusi dan rekam jejak seseorang dalam kehidupan berpartai sudah seharusnya tercatat dengan sangat tertata rapi, transparan dan berintegritas.
Aset paling penting bagi Partai adalah sumber daya manusianya. Jika peran masing-masing individu dalam Partai tidak terdata, maka basis penghargaan Partai ada manusianya tidak terjalin.
Sehingga tidak tercipta loyalitas terhadap Partai. Jika loyalitas sudah tidak ada, tidak perlu lagi kita membicarakan militansi yang sangat diperlukan dalam membangun suatu Partai yang solid.
Loyalitas yang terbangun saat ini berbasis pada figur Ketua Umum atau pun kelompok yang dekat dengan Ketua Umum saja. Seyogianya basis loyalitas tersebut harus berbasis kepada kelembagaan. Loyalitas terhadap lembaga akan berdampak secara langsung terciptanya loyalitas terhadap pimpinan.
Dengan semakin majunya teknologi informasi yang memudahkan aksesibilitas dan portabilitas, basis sistem kepartaian yang dibangun ini akan jauh lebih mudah. Ada pun sistem ini harus ditegakkan dan dijaga oleh kelompok yang berintegritas.
Di sinilah peran besar Dewan Kehormatan Partai dapat diberdayakan. Di mana lebih jauh Dewan kehormatan dapat berperan untuk menerapkan "reward and punishment" pada perilaku kader.
Potensi kader Partai Golkar di segala penjuru tanah air tidak perlu diragukan lagi secara sumber daya manusia. Hal ini pun diakui oleh berbagai pihak termasuk lintas partai.
Dengan sentuhan sistem yang berintegritas rekognisi keberadaan para kader potensial ini akan mengangkat basis loyalitas dan kinerja yang berdampak pada naiknya Marwah Partai.
Gotong royong adalah azas landasan yang digunakan dalam bangunan Partai Golkar.
Namun semangat ini sudah sama sekali tidak tampak dalam perilaku keseharian para kader. Dengan gotong royong, dapat tercipta suatu basis pendanaan yang strategis melalui iuran anggota. Skema iuran ini adalah skema yang paling "sustainable" dibandingkan dengan cara-cara yang pernah ada.
Hal ini pun sesuai dengan peraturan perundangan yang ada. Jika sistem di atas terimplementasikan, maka skema iuran ini dapat diimplementasikan dengan korelasi loyalitas yang diharapkan.
Sistem ini diharapkan dapat memproduksi potensi kader yang loyal dan berintegritas untuk menempati relung-relung kekuasaan baik dari level nasional sampai tingkat daerah.
Partai pun adalah suatu lembaga yang luar biasa mempunyai pengaruh. Sehingga dijadikan basis lobi, jaringan dan pendekatan. Dalam konteks "enterpreneurship" ini merupakan suatu aset yang luar biasa jika diberdayakan dengan benar.
Hal inilah yang dapat dijadikan basis terbangunnya tatanan kesejahteraan intra Partai. Dengan catatan basis usaha yang dibangun bukan dalam konteks Korupsi, Manipulasi, penyalahgunaan wewenang dan merugikan uang negara.
Hal ini terjadi saat Golkar dipimpin oleh Jusuf Kalla, di mana saya menjadi saksi langsung akan hal ini. Partai senantiasa harus selalu menciptakan orang-orang kaya baru sebagai manifestasi dari basis kekuasaan yang dimiliki.
Intinya Para Bendahara di segala tingkatan tidak hanya berperan menjadi "cash cow" tetapi juga memiliki akses untuk membangun suatu basis "enterpreneurship" yang keberlanjutan.
Peran Ketua Umum ke depan adalah menjaga keberlangsungan dan implementasi sistem yang dibangun dan harus dihormati bersama. Di sinilah akan terbentuk suatu basis solidaritas pimpinan yang membawa tingginya Marwah Partai dan terbangunnya loyalitas kader.
Seorang Airlangga Hartarto adalah seorang Insinyur yang paham sekali dalam konteks pembangunan suatu sistem. Pembangunan sistem ini tentu ada proses yang akan memakan waktu dan pengorbanan.
Di lain pihak tantangan tahun 2019 ada di depan mata. Waktu kurang berpihak kepada Airlangga. Namun proses tersebut tetap harus berjalan. Kecerdasan dan kepiawaian Airlangga dalam hal ini perlu didukung oleh orang-orang yang memiliki kesamaan visi.
"Selamat berjuang Mas Airlangga, Semoga Allah meridhoi dan melindungi perjuanganmu," ucapnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.